Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum bisa menerapkan sistem belajar tatap muka pada masa pandemi COVID-19 saat ini, karena masih dilakukan pemetaan potensi penyebaran COVID-19.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul, Bahron Rasyid di Gunung Kidul, Senin, mengatakan wilayahnya termasuk dalam zona merah COVID-19, meski hanya di spot-spot tertentu.
"Kami masih menggunakan metode belajar daring atau model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS). Meski demikian, jika wilayah tertentu masuk dalam zona aman COVID-19, sekolah diperbolehkan membuat kebijakan belajar tatap muka," kata Bahron.
Ia mengakui bahwa pihaknya mengeluarkan surat edaran (SE) terkait dengan belajar tatap muka terbatas untuk sekolah tertentu. Sekolah tertentu yang dimaksud adalah, lembaga pendidikan di luar zona merah.
Saat ini, zona merah sekalipun juga tidak merata sebarannya, misalnya, Kapanewon/Kecamatan Playen, tidak semua kelurahan atau padukuhan masuk zona berbahaya.
“Gugus tugas sudah mempersilakan pembelajaran tatap muka skala terbatas di zona tertentu,” katanya.
Bahron mengatakan pelaksanaan kegiatan belajar untuk mencegah penyebaran COVID-19 masih ditemukan sejumlah masalah mulai dari susah sinyal hingga ketiadaan perangkat untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Kendalanya mulai dari susah sinyal karena berada di area blank spot, tidak memiliki gawai atau komputer dan aman dua-duanya akan tetapi tidak piawai mengoperasikan laptop maupun gawai android.
“Hampir 70 persen murid mengalami kendala. Untuk SMP yang bisa belajar daring 50 persen, sedangkan SD maksimal 30 persen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdikpora Gunung Kidul Kisworo mengatakan sesuai dengan SE Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim, secara umum skema pembelajaran di tengah pandemi virus korona daring dan luring.
"Kami masih menunggu kebijakan pusat soal belajar tatap muka. Kami juga menunggu kebijakan gugus tugas soal belajar KBM ini," katanya.*
Berita Lainnya
Wisman di Buleleng, Bali, gemar belajar menari Bali
Senin, 22 April 2024 14:39 Wib
Gerakan Merdeka Belajar membawa efek positif pendidikan Indonesia
Sabtu, 20 April 2024 7:22 Wib
Ganggu belajar siswa, Meta dan TikTok digugat Dewan Sekolah Kanada
Jumat, 29 Maret 2024 0:33 Wib
Kurikulum Merdeka ditetapkan menjadi kurikulum nasional
Rabu, 27 Maret 2024 17:13 Wib
Mahasiswa bikin aplikasi pembelajaran Al Quran
Rabu, 27 Maret 2024 14:15 Wib
Literasi digital kunci sukses kelanjutan Merdeka Belajar di Ri
Selasa, 26 Maret 2024 10:40 Wib
UI-Kedubes India jajaki belajar ke India
Senin, 25 Maret 2024 18:13 Wib
Tunanetra di Solo, Jateng, antusias belajar Al Quran braille
Senin, 25 Maret 2024 5:48 Wib