Pembayaran retribusi pasar di Yogyakarta semakin mudah dengan Gobills

id pembayaran,retribusi,pasar rakyat,gobills

Pembayaran retribusi pasar di Yogyakarta semakin mudah dengan Gobills

Peluncuran sistem pembayaran retribusi pasar rakyat di Kota Yogyakarta melalui aplikasi Gobills di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Rabu (12/8). (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Metode pembayaran retribusi pasar rakyat di Kota Yogyakarta semakin mudah dengan banyaknya sistem yang diterapkan, mulai dari pembayaran tunai, pembayaran dengan uang elektronik, pembayaran dengan sistem QR Code hingga kini bisa dilakukan melalui Gobills dari aplikasi Gojek.

“Untuk saat ini, baru bisa diakses untuk pedagang di Pasar Beringharjo terlebih dulu. Nanti, akan dikembangkan di seluruh pasar rakyat,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, basis data pedagang dan kewajiban retribusi yang harus dibayarkan sudah masuk dalam basis data elektronik sehingga akan semakin memudahkan apabila nantinya dilakukan sinkronisasi dengan aplikasi sistem pembayaran digital tersebut.

“Ini menjadi salah satu metode pembayaran yang bisa dipilih oleh pedagang. Tidak ada keharusan harus memilih metode pembayaran ini. Tetapi, kami memang menyarankan agar pembayaran retribusi dilakukan secara digital,” katanya.

Dengan melakukan pembayaran secara digital, Yunianto mengatakan, seluruh data pembayaran akan langsung terdata secara elektronik sehingga akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penerimaan retribusi pasar rakyat.

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Beringharjo Sri Lestari mengatakan, aplikasi Gobilss tersebut cukup mudah digunakan.

“Bayarnya juga cepat, tidak repot meskipun saya termasuk orang yang ‘gaptek’. Maklum sudah tua. Secara keseluruhan, proses pembayaran cepat,” kata pedagang batik tersebut.

Ia sempat merasa kebingungan dengan bukti pembayaran retribusi yang dilakukan melalui Gobills. “Ternyata masuk ke email. Jadi, saya tidak lagi merasa khawatir apakah pembayaran saya sudah tercatat atau belum,” katanya.

Sebelumnya, ia mengaku lebih senang membayarkan retribusi secara tunai melalui loket BPD DIY yang ada di pasar. Pembayaran pun dilakukan tiap tiga bulan sekali.

“Sekarang lebih mudah sehingga saya bisa melakukan pembayaran rutin tiap bulan sekali,” katanya yang mengaku memperoleh keringanan retribusi yang cukup besar selama masa pandemi COVID-19.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, transformasi keuangan digital harus lebih dikenalkan kepada pedagang di pasar rakyat sehingga pedagang tetap bisa mengikuti perkembangan dunia ekonomi dan bisnis yang kini mengarah ke digital.

“Saat pandemi seperti sekarang ini, justru terbuka kesempatan untuk memperkenalkan perkembangan ekonomi digital ke pedagang pasar rakyat,” katanya.

Sebelumnya, lanjut Heroe, pedagang pun sudah “dipaksa” untuk melakukan penjualan secara daring dan hasilnya cukup baik meskipun belum bisa dinikmati oleh semua pedagang pasar rakyat.

Selain itu, Heroe mengatakan, pembayaran retribusi secara digital juga akan memberikan keuntungan dari sisi transparansi penerimaan pendapatan.

“Pembukuan keuangan akan lebih rapi karena semua tercatat secara digital. Akuntabilitas bisa dipertanggungjawabkan,” katanya yang berharap seluruh pasar rakyat bisa segera mengadopsi sistem pembayaran tersebut.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024