DPRD meminta Pemkab Kulon Progo dan petani bersinergi cetak sawah baru

id cetak sawah baru,Kulon Progo

DPRD meminta Pemkab Kulon Progo dan petani bersinergi cetak sawah baru

Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meminta pemerintah setempat dan petani saling bersinergi dalam percepatan cetak sawah baru dalam rangka menjaga ketahanan pangan dan mengganti alih fungsi lahan akibat adanya pembangunan mega proyek di wilayah itu.

Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono di Kulon Progo, Jumat, mengatakan cetak sawah baru, tidak hanya menjadi program pemerintah kabupaten, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan, tapi juga harus muncul inisiasi dari petani.

"Sehingga petani dan Pemkab Kulon Progo harus bersinergi dalam mencetak sawah baru. Pemkab harus mendukung pembiayaan program cetak sawah baru dan infrastruktur jaringan air, sedangkan petani menyiapkan dan mengolah lahan yang akan dicetak dengan baik," kata Ponimin.

Ia mengatakan berdasarkan kunjungan kerja di berbagai kecamatan/kapanewon, mulai dari Nanggulan, Pengasih, Kalibawang, dan Sentolo, potensi setak sawah baru lebih dari 300 hektare. Bahkan di Nanggulan, kata dia, potensi sekitar 270 hektare.

Untuk itu, ia juga meminta Dinas Pertanian dan Pangan segera membuat Survei, Investigasi dan Desain (SID) masing-masing potensi untuk menentukan kebutuhan anggaran.

"Program cetak sawah baru ini bisa dimintakan anggaran ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian, Pemda DIY dan anggaran APBD. Kalau hanya mengandalkan APBD kabupaten, tentu tidak akan berjalan sesuai harapan, karena kemampuan keuangan kabupaten terbatas," katanya.

Sejauh ini, kata Ponimin, anggaran cetak sawah baru di Kulon Progo Rp15 juta per hektare yang dikerjakan dengan sistem padat karya, yang diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Efek dari cetak sawah baru yang dikerjakan dengan sistem padat karya ini, dampaknya luar biasa. Yakni bisa meningkatkan pendapatan petani, tapi juga bisa mendukung percepatan cetak sawah baru dalam rangka ketahanan pangan," katanya.

Sementara itu Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan sejak 2013 hingga 2020 ini Kulon Progo telah mencetak sawah baru seluas 150 hektare di Kecamatan Sentolo, Nanggulan, Pengasih, Samigaluh dan Kalibawang.

Namun ia mengakui keberhasilan cetak sawah baru ini tidak terlepas dari bantuan anggaran dari pemerintah pusat, Pemda DIY, dan swadaya masyarakat.

"Kami melalui Dinas Pertanian dan Pangan telah membuat SID dan rencana detail cetak sawah baru. Hanya saja kami masih mengupayakan penganggarannya, baik dari pusat, DIY, dan kabupaten," katanya.

Selain itu, kata Sutedjo, Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) secara bertahap membangun jaringan air untuk mengairi sawah baru. DPUPKP sudah mengupayakan pembangunan infrastruktur dengan mengakses anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemda DIY, dan anggaran kabupaten.

"Kami menyadari cetak sawah baru harus didukung dengan jaringan irigasi air yang mencukupi, sehingga cetak sawah baru ini bisa dikatakan berhasil. Namun kami akui masih banyak kekurangan dan belum bisa memuaskan harapan petani karena keterbatasan anggaran yang pemkab miliki," katanya.