Kementan mengembangkan korporasi tanaman pangan di 130 kabupaten

id korporasi petani,koperasi petani,korporasi tani,usaha tani,UMKM

Kementan mengembangkan korporasi tanaman pangan di 130 kabupaten

Ilustrasi. Warga menyiangi tanaman jagung di Desa Kendeng, Gunung, Kencana, Lbak, Banten. Pemprov Banten mencanangkan Gerakan Tanam Jagung Berbasis Korporasi seluas 90 ribu hektar yang hingga saat ini sudah bisa direalisir seluas 58 ribu hektar tersebar di pelbagai pelosok Banten dengan melibatkan 250 ribu KK. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian/Kementan sedang mengembangkan kawasan korporasi tanaman pangan di 130 kabupaten untuk memperkuat kelembagaan petani melalui model bisnis yang dilakukan secara berkelompok.

Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Tanaman Pangan Kementan Ugi Sugiharto merinci 130 kabupaten tersebut akan dikembangkan korporasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar dan porang.

"Target kami di tahun 2020 ada 130 kawasan korporasi, mudah-mudahan bisa terimplementasi di tahun ini," kata Ugi dalam webinar di Jakarta, Selasa.

Ugi menjelaskan saat ini Kementan telah merintis korporasi tanaman di 14 kabupaten yang terdiri dari 6 kabupaten korporasi padi, 6 kabupaten korporasi jagung, 1 kabupaten untuk korporasi kedelai dan 1 kabupaten korporasi ubi kayu.

Untuk korporasi padi, Kabupaten Indramayu dan Demak menjadi proyek percontohan atau korporasi tanaman pangan yang akan dikembangkan di wilayah lainnya. Kementan menargetkan korporasi padi akan diimplementasikan di 80 kabupaten.

Ada pun model korporasi tanaman pangan yang dikembangkan ini berasal dari kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) yang nantinya dapat membentuk koperasi primer, sekunder, bahkan PT.

"Pada aspek distribusi dan pemasaran, kami kerja sama dengan offtaker seperti BUMN, Toko Tani, supermarket, dan lainnya," kata Ugi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyebutkan bahwa pola korporasi sudah diujicoba sejak tahun lalu di beberapa lokasi seperti di Tuban, Lampung, Kalsel, Sulut dan lainnya.

Suwandi menjelaskan bahwa korporasi pertanian tidak hanya meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani namun juga meningkatkan komoditas berbasis ekspor.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024