PDAM Gunung Kidul kesulitan mengakses sumber air bersih

id Gunung Kidul ,PDAM Tirta Handayani

PDAM Gunung Kidul kesulitan mengakses sumber air bersih

Komando Distrik Militer 0730 Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan PDAM Tirta Handayani memasang jaringan air bersih di lima pedukuhan di Desa Melikan. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Handayani Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan mengakses sumber air bersih, menyebabkan distribusi air bersih kepada pelanggan terganggu.

Direktur PDAM Tirta Handayani Gunung Kidul Isnawan Fibriyanto di Gunung Kidul, Senin, mengatakan distribusi air pada musim kemarau tidak lancar, khususnya sambungan yang jauh dari sumber namun tidak keseluruhan, hanya titik-titik tertentu.

"Saat ini, debit air sumber mata air menurun, sehingga berdampak pada suplai air kepada pelanggan," kata Isnawan.

Ia mengatakan dari total 52.000 pelanggan PDAM Tirta Handayani, lebih dari 1.000 pelanggan terkadang bermasalah karena air tidak sampai. Namun mereka tidak dikenai biaya, sebagai kompensasi pelayanan dari PDAM.

"Pada musim kemarau kebutuhan air pelanggan mengalami kenaikan. Di satu sisi ada persoalan debit di mata air. Akibatnya muncul kebijakan pemberlakuan distribusi air bergiliran," katanya.

Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharto mengaku berkomitmen membantu pemkab dalam upaya pemerataan air bersih.

Ia tidak membantah bahwa dari sisi potensi, PDAM ini memiliki sumber air melimpah. Meski demikian, kondisi geografis yang luas dan didominasi wilayah perbukitan membuat upaya pemerataan menjadi terhambat.

“Kontur naik turun membuat biaya distribusi air menjadi besar karena butuh energi besar, sedangkan saat terjadi kendala, untuk normal kembali juga butuh waktu,” kata Toto lagi.

Menurut dia, pelanggan bermasalah terhadap distribusi air berada di wilayah ketinggian, bahkan ada kasus air tidak sampai sama sekali, maka program PDAM harus menambah sumber.

Selama ini debit air Gua Ngobaran baru 40 liter per detik. Nah, dalam kajian ditambah menjadi 140 liter per detik. Sumber tersebut rencannnya untuk memenuhi kebutuhan zona barat seperti Kapanewon Panggang, Saptosari, Playen dan Kapanewon Paliyan. Zona selatan optimalisasi sumber Seropan. Semula 175 liter per detik, nanti ditambah 200 liter per detik. Program 2020 Kapanewon Tanjungsari tertunda karena COVID-19.

"Kami sedang membuat kajian optimalisasi Gua Ngobaran dan Seropan sudah jadi, tinggal diajukan kepada pihak terkait agar bisa bermanfaat untuk masyarakat," ujanrya.