Menaker Ida: Subsidi upah tahap kedua disalurkan untuk 3 juta pekerja

id menaker, subsidi upah pekerja

Menaker Ida: Subsidi upah tahap kedua disalurkan untuk 3 juta pekerja

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah. (ANTARA/Heru Suyitno)

Magelang (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan sebanyak 2,5 juta pekerja menerima bantuan subsidi upah pada tahap pertama dan tahap kedua akan disalurkan untuk 3 juta pekerja.

"Program subsidi upah batch pertama sudah 2,5 juta. Kami menerima data untuk batch kedua lebih besar untuk 3 juta pekerja," kata Ida di Magelang, Selasa.

Ia menyampaikan hal tersebut usai menyerahkan bantuan program padat karya pertanian di Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.



Ia menuturkan subsidi upah bagi pekerja akan diserahkan secara bertahap kepada total 15,7 juta pekerja.

Menurut dia, setelah menerima data tahap kedua itu, pihaknya akan mengecek kembali kesesuaian datanya.

Setelah data sudah sesuai maka akan diserahkan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang kemudian akan langsung digelontorkan ke bank penyalur dan ditransfer ke rekening pekerja.



Ida mengatakan belum semua mendapatkan subsidi, subsidi upah ini memang diberikan secara bertahap.

"Jadi tidak langsung sebanyak 15,7 juta pekerja sasaran menerima langsung subsidi upah tersebut. BPJS Ketenagakerjaan juga membutuhkan validasi dan verifikasi data dan Kemenaker secara administrasi melihat kesesuaiannya," katanya.

Menurut dia selama terdaftar dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan memenuhi persyaratan, pasti akan menerima subsidi upah.



Ia berharap bantuan tersebut tepat sasaran.

Berdasarkan pengalaman tahap pertama, katanya ternyata ada pekerja menyerahkan nomor rekening yang tidak aktif lagi sehingga menyulitkan bagi penyalur.

"Kami mengimbau agar pekerja menyerahkan nomor rekening yang masih aktif," katanya.

Ia menyampaikan subsidi upah ini selain untuk memberikan manfaat kepada pekerja, subsidi juga diberikan untuk mendongkrak perekonomian nasional, dan daya beli masyarakat. 
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024