Uji tanak membuktikan beras Bulog untuk bansos hasilkan nasi pulen

id uji tanak, beras Bulog,bantuan sosial,PKH

Uji tanak membuktikan beras Bulog untuk bansos hasilkan nasi pulen

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menunjukkan hasil uji tanak beras Bulog kualitas medium yang akan didistribusikan sebagai bantuan sosial untuk penerima program keluarga harapan (PKH), 8 September 2020 (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Dari hasil uji tanak beras kualitas medium yang akan disalurkan untuk kebutuhan bantuan sosial bagi penerima program keluarga harapan di Kota Yogyakarta membuktikan beras tersebut menghasilkan nasi yang pulen dan dipastikan layak konsumsi.

“Dari hasil uji tanak yang dilakukan bersama dengan Bulog Yogyakarta, diketahui bahwa nasi dari beras medium ini tetap pulen, tetap enak dan sangat layak dikonsumsi,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Rabu.

Oleh karena itu, ia pun meyakinkan bahwa nantinya warga yang masuk dalam penerima program keluarga harapan (PKH) tidak perlu ragu dengan kualitas beras yang akan diterima.
 

“Paling tidak, masyarakat yang kehidupan sehari-harinya sudah sulit di masa pandemi tidak semakin sulit karena harus menerima beras bantuan dengan kualitas buruk. Kualitas beras sangat baik,” katanya.

Di Kota Yogyakarta terdapat 11.619 keluarga penerima manfaat yang masing-masing akan menerima 45 kilogram beras medium yang didistribusikan dalam dua tahap, yaitu 30 kilogram (kg) pada tahap pertama untuk periode Agustus dan September dan 15 kg untuk tahap kedua pada Oktober.

“Untuk distribusi tahap pertama, kami tinggal menunggu surat perintah dari Kementerian Sosial. Beras yang akan didistribusikan sudah siap, sudah di kemas per 30 kg,” katanya.

Ia berharap distribusi beras kepada PKH bisa dilakukan di lokasi terdekat dengan penerima, sehingga penerima tidak kesulitan untuk membawa beras. “Tujuan dari pemberian beras ini untuk meringankan pemenuhan kebutuhan masyarakat di masa pandemi. Sebaiknya memang untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan tidak dijual,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi usai mencoba nasi yang dihasilkan dari uji tanak mengatakan bahwa nasi yang dihasilkan tetap pulen.
 

“Saya kira tidak ada bedanya dengan beras yang sehari-hari saya makan di rumah. Rasanya tetap enak dan pulen,” katanya.

Sedangkan Kepala Bulog Divre Yogyakarta Juahemi mengatakan beras medium dan premium sebenarnya berasal dari varietas beras yang sama, tetapi yang membedakan adalah konsentrasi bulir beras yang patah.

“Untuk beras medium memiliki jumlah bulir patah lebih banyak dibanding beras premium, tetapi tetap berasal dari varietas padi yang sama,” katanya.

Jika warga penerima bantuan sosial mendapat beras dalam kondisi tidak bagus atau apek, ia pun meminta warga mengajukan keluhan agar mendapat penggantian beras.

Penggunaan beras medium untuk kebutuhan bantuan sosial, lanjut dia, ditujukan untuk membantu menyerap produk petani. “Selama ini jenis beras yang kami serap dari petani adalah beras medium. Ini cukup membantu apabila harga beras jatuh,” katanya.

Sepanjang 2020, Bulog Divre Yogyakarta sudah menyerap 90.000 ton beras dari petani dan untuk saat ini stok di gudang mencapai 44.000 ton.
 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024