Petani Kulon Progo didorong tebus pupuk bersubsidi

id kartu tani,Komisi II DPRD Kulon Progo,Kulon Progo,pupuk bersubsidi,DPRD Kulon Progo

Petani Kulon Progo didorong tebus pupuk bersubsidi

Petani di Kulon Progo yang memiliki kartu tani segera menebus pupuk bersubsidi. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Komisi II DPRD Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong petani setempat segera menggunakan kartu tani yang sudah didistribusikan untuk menebus pupuk bersubsidi sebagai persiapan masa tanam padi dan tanaman hortikultura.

Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Priyo Santoso di Kulon Progo, Senin, mengatakan berdasarkan pemaparan dari Dinas Pertanian dan Pangan bahwa alokasi pupuk untuk masa tanam mulai September hingga akhir tahun sangat cukup, sehingga petani tidak perlu risau meski diberlakukan kartu tani.

"Petani yang sudah memiliki kartu tani bisa memanfaatkan untuk membeli pupuk. Caranya cukup mudah, petani tinggal membawa kartu tani ke pengecer, di situ kartu langsung digesek dan membeli sesuai kebutuhan. Soal pembayaran, nanti pemilik kios pupuk lengkap (KPL) yang akan mengurus," kata Priyo.

Ia berharap petani yang memiliki kartu tani dan ada masalah data soal pupuk, bisa diusulkan kembali. Saat ini, Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo sedang intensif melakukan sosialisasi penggunaan kartu tani dan mendampingi kelompok tani menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi secara elektronik untuk 2021.

"Masing-masing kelompok bisa mengusulkan RDKK pada 2020 dan e-RDKK 2021," katanya.

Priyo mengatakan petani yang belum memiliki kartu tani, bisa membeli pupuk nonsubsidi yang juga disediakan oleh KPL yang ditunjuk. Namun ia berharap ada kebijakan diskresi bagi petani yang belum memiliki kartu tani.

"Ini juga menjadi tanggung jawab bersama bagaimana persoalan pupuk. Bagi Komisi II, petani mendapat pupuk dengan mudah, dan tidak mempengaruhi masa tanam dan ketahanan pangan di Kulon Progo," kata Priyo.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan per 1 September 2020, elektronik data capture (EDC) sangat terbatas, dan belum semua KPL memiliki alat tersebut. Kemudian sebagian kartu tani yang sudah tercetak ada 45.593 kartu, baru ada 4.955 kartu tani yang aktif.

"Kemarin saya koordinasi dengan BRI, tanggal 9 September semua sudah posisi aktif. Posisi saat ini, belum semua kartu terbagi ke petani, dan sebagian masih di BRI," katanya.

Ia mengatakan kartu tani ini sudah dicetak sejak 2018, namun tidak segera dibagikan oleh BRI. Harapannya, kartu tani yang masih berada di BRI segera dibagikan.

"Bahkan kartu tani yang sudah dibagikan ke petani ada yang hilang. Hal ini dikarenakan kartu tani yang sudah dibagikan kepada petani juga belum dapat dimanfaatkan sebelum ada kebijakan ini," katanya.