Sri Sultan minta kegiatan ekonomi harus bergerak guna cegah resesi

id Sultan,TPID,Resesi,Ekonomi

Sri Sultan minta kegiatan ekonomi harus bergerak guna cegah resesi

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menjadi pembicara kunci dalam acara Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Yogyakarta, Senin. (ANTARA/HO/Humas Pemda DIY)

Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kegiatan ekonomi bisa terus bergerak untuk menghindari resesi berkepanjangan di masa pandemi.

"Kegiatan ekonomi harus bergerak, jika tidak, kita akan mengalami resesi berkepanjangan dengan pertumbuhan ekonomi minus berturut-turut," kata Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dalam acara Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Yogyakarta, Senin.

Sri Sultan menyebutkan bahwa COVID-19 diperkirakan masih akan terus menerpa hingga akhir 2020. Menurut WHO, Indonesia dan negara-negara lain akan mengalami krisis pangan sebagai efek domino dari COVID-19.

"Ketergantungan Indonesia atas komoditas pangan impor merupakan ancaman ketika negara-negara penghasil pangan tidak lagi menyediakan pasokan ekspor ke Indonesia," kata Sri Sultan.

Oleh karena itu, menurut dia, Indonesia perlu penyediaan cadangan lumbung pangan yang bertujuan untuk menciptakan kedaulatan pangan.

"Maka modernisasi among-tani dengan membangkitkan rasa dan menjaga senyawa semangat di tengah kegetiran dan keterbatasan ruang yang kita hadapi. Dukung, sebarkan dan bagikan langkah ini sebagai Resolusi Pandemi COVID-19. Lawan Corona dengan terus kreatif-berkarya di lahan sendiri," kata Sultan.

Menurut Raja Keraton Yogyakarta ini, aspek ekonomi dan aspek kesehatan tidak perlu didikotomikan tetapi harus berjalan beriringan dan saling melengkapi.

"Banyak pihak yang mendikotomikan protokol kesehatan dengan ekonomi. Seharusnya keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi dengan cara mengatasi pandemi, seraya memulihkan ekonomi. Bukankah jika sakit, orang tidak bisa lagi produktif. Sebaliknya, jika ia sehat, tapi tidak bisa makan, ia pun akan jatuh sakit," kata Sri Sultan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta Hilman Tisnawan mengatakan bahwa DIY memasuki resesi dengan pertumbuhan negatif pada dua kuartal berturut-turut.

"Daerah pariwisata seperti DIY dan Bali menjadi yang paling terdampak dari berhentinya aktivitas manusia akibat pandemi. Penurunannya hingga mencapai -6,74 persen. Namun demikian, sektor pertanian justru masih mampu bertumbuh," kata Hilman.