Masyarakat Yogyakarta diminta waspadai cuaca ekstrem

id Cuaca ekstrem,Yogyakarta,BMKG

Masyarakat Yogyakarta diminta waspadai cuaca ekstrem

Arsip. Sejumlah anak bermain di genangan banjir di kampung Klitren Lor, Gondokusuman, DI Yogyakarta, Selasa (24/1/2017). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansya)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai cuaca ekstrem memasuki pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2020.

"Perlu diwaspadai di masa-masa pancaroba, yaitu munculnya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terutama di siang hingga sore hari dengan skala lokal," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Selasa.
 

Berdasarkan prakiraan Stasiun Klimatologi Sleman, umumnya awal musim hujan akan dimulai dari pertengahan Oktober hingga awal November 2020.

Etik mengatakan memasuki masa peralihan musim ini umumnya keadaan atmosfer cukup labil, sehingga potensi pembentukan awan konvektif dapat terjadi.

Selama dasarian ketiga September atau 10 hari terakhir September 2020, menurut dia, jumlah curah hujan berkisar 20-50 mm per dasarian.

Selanjutnya, memasuki Oktober 2020 diprediksi jumlah curah hujan per dasarian akan meningkat berkisar 40-70 mm per dasarian. "Sehingga, secara iklim di bulan Oktober mendatang jumlah curah hujan akan meningkat akumulasinya dibandingkan pada September ini," katanya.
 

Ia mengatakan menghadapi masa pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai sejumlah potensi bencana mulai dari potensi genangan, banjir maupun longsor, terutama bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

"Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh serta tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir," ujarnya.