Bantul (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong perajin atau pengusaha batik daerah itu selalu mengembangkan desain produk kerajinan tersebut agar dapat bersaing dengan produk daerah lain.
"Kita tahu sekarang ini hampir semua daerah ada batik, jadi apa? harus kompetisi kita harus mampu bagaimana berkompetisi, sehingga desain harus selalu dikembangkan," kata Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Minggu.
Menurut dia, dengan desain batik yang selalu berkembang mengikuti perkembangan, maka konsumen atau masyarakat peminat batik tidak bosan membeli produk kerajinan tersebut, apalagi di Kabupaten Bantul, sektor batik menjadi salah satu kerajinan unggulan.
"Kalau desainnya (batik) hanya itu-itu saja orang akan bosan, oleh karena itu, desain terus dikembangkan, makanya kami juga ada pelatihan desain batik, kemudian pemasaran dan sebagainya itu harus kita dorong," katanya.
Selain desain batik yang perlu dikembangkan, kata dia, dalam upaya mempertahankan eksistensi industri batik, juga prinsip kemitraan antara pengusaha dengan para pembatik diperkuat, agar produk batik perajin kecil bisa dipasarkan dengan jangkauan lebih luas.
"Jadi kemitraan itu harus jalan, karena ketika tidak ada pengusaha, namun di situ hanya ada pembatik kecil yang banyak, kalau tidak ada yang mewadahi, dia tidak akan jalan, maka prinsip kemitraan tersebut juga harus kita hidupkan," katanya.
Agus juga mengatakan, dalam upaya agar produk batik Bantul tetap menggeliat, masyarakat di Bantul didorong untuk cinta produk lokal, sehingga ketika belanja batik maka bisa membeli produk Bantul, termasuk para aparatur sipil negara (ASN) yang akan membuat seragam batik.
Dia mengatakan, dan upaya menggeliatkan industri batik di tengah pandemi wabah COVID-19 saat ini, pihaknya memberdayakan para penjahit dan pengusaha batik untuk memproduksi masker batik guna memenuhi kebutuhan alat pelindung diri dari virus corona baru tersebut.
"Pandemi saat ini daya beli masyarakat menurun sekali, sehingga bagaimana sentra-sentra batik tetap harus menggeliat, salah satu program kami yaitu pemberdayaan UKM membuat masker tapi menggunakan batik sebagai pengungkit agar batik tetap menggeliat," katanya.
Berita Lainnya
Visa Foundation kembangkan 4 juta UKM di 60 negara
Senin, 25 Maret 2024 18:27 Wib
UMKM otomotif Indonesia mampu beradaptasi dengan tren mobil listrik
Senin, 25 Maret 2024 14:21 Wib
Dinkop UKM Sleman gelar Pasar Lebaran promosikan produk UMKM
Jumat, 22 Maret 2024 15:20 Wib
Ninja Xpress siap bantu UKM Yogyakarta melalui pemanfaatan social commerce
Kamis, 21 Maret 2024 23:24 Wib
TikTok diminta segera patuhi aturan di Indonesia
Rabu, 20 Maret 2024 4:56 Wib
Smesco edukasi seni lukis untuk kemandirian seniman tuli
Selasa, 19 Maret 2024 5:38 Wib
Industri otomotif-UMKM Indonesia tingkatkan kemitraan
Sabtu, 9 Maret 2024 1:06 Wib
Lembaga keuangan permudah pembiayaan UMKM, pinta Menkop
Jumat, 8 Maret 2024 5:10 Wib