Presiden China berniat memperkuat hubungan dengan Pyongyang

id Presiden China Xi Jinping,memperkuat hubungan dengan Korut ,Kim Jong un

Presiden China berniat memperkuat hubungan dengan Pyongyang

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong UnĀ (kanan) dan presiden China Xi Jinping melambaikan tangan kepada masyarakat yang menyambutnya saat Xi tiba di bandara internasional Pyongyang, Korut. Foto tanpa tanggal ini dirilis pada Jumat (21/6/2019) oleh kantor berita Korea Utara KCNA. ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/pras.

Seoul (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping, melalui pesan ucapan selamat hari jadi partai berkuasa Korea Utara kepada Kim Jong Un, mengutarakan niatnya untuk memperkuat hubungan dengan Pyongyang, demikian dilaporkan media pemerintah Korut pada Sabtu.

"Kami berniat untuk mempertahankan, mengkonsolidasikan serta mengembangkan hubungan China-Korea bersama dengan rekan Korea dan mendukung perkembangan yang stabil dan berlangsung lama dari tujuan sosialis kedua negara," menurut Kantor Berita Korut KCNA, mengutip Presiden Xi.

Sabtu menandai hari jadi ke-75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea berkuasa. Sejumlah acara diperkirakan akan menyuguhkan parade militer besar-besaran, yang mungkin menampilkan beberapa rudal balistik jarak jauh Korut untuk pertama kali sejak 2018.

Xi mengaku merasa "sangat senang" dengan pencapaian Korut dalam beberapa tahun belakangan ini melalui keterlibatannya dengan negara asing dalam menghadapi kesulitan serta tantangan, lapor KCNA.

Setelah melewati hubungan dingin selama bertahun-tahun, pada saat China bergabung dengan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Korut atas program senjata nuklir dan rudal balistik miliknya, Xi dan Kim bertemu lima kali selama 2018-2019.

Pergerakan-pergerakan diplomatik Korut mencakup pertemuan Kim dengan Presiden AS Donald Trump.

Saat Korut mengklaim tidak mencatat kasus terkonfirmasi COVID-19, penutupan perbatasan yang ketat serta penerapan langkah-langkah lain   untuk mencegah wabah semakin menekan ekonominya, yang sangat bergantung pada perdagangan dengan China.

Sumber: Reuters