Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2020 sebesar Rp682,1 triliun atau mencapai 4,16 persen.
“Defisit keseluruhan mencapai Rp682,1 triliun atau 4,16 persen. Ini masih sesuai dengan yang ada di dalam Perpres 72 dari tren kita,” katanya di Jakarta, Senin.
Menkeu menuturkan defisit 4,16 persen itu terjadi karena realisasi penerimaan negara yang hingga September sebesar Rp1.159 triliun lebih rendah dibandingkan realisasi belanja yang telah mencapai Rp1.841,1 triliun.
Ia menjelaskan realisasi penerimaan negara sebesar Rp1.159 triliun berasal dari penerimaan perpajakan Rp892,4 triliun atau 63,5 persen terhadap target dalam Perpres 72/2020 yaitu Rp1.404,5 triliun.
Realisasi penerimaan perpajakan tersebut terkontraksi 14,1 persen (yoy) persen dibandingkan kinerja pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp1.039,46 triliun.
Kemudian, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga September 2020 adalah Rp260,9 triliun atau 88,7 persen terhadap target dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp294,1 triliun.
Realisasi PNBP tersebut berada pada zona negatif yaitu 13,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp301,82 triliun.
Di sisi lain, untuk penerimaan negara dari hibah mengalami peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yakni mencapai 483,9 persen atau dari Rp0,97 triliun menjadi Rp5,7 triliun.
Sementara untuk realisasi belanja sebesar Rp1.841,1 triliun hingga September 2020 telah mencapai 67,2 persen dari target dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp2.739,2 triliun.
Realisasi tersebut meningkat 15,5 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp1.594,66 triliun.
Realisasi belanja Rp1.841,1 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat Rp1.211,4 triliun atau 61,3 persen dari target sebesar Rp1.975,2 triliun dengan rincian belanja K/L Rp632,1 triliun dan belanja non K/L terealisasi Rp579,2 triliun.
Belanja K/L itu telah mencapai 75,6 persen dari target dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp836,4 triliun, sedangkan realisasi belanja non K/L merupakan 50,9 persen dari target yaitu Rp1.138,9 triliun.
Tak hanya itu, peningkatan belanja turut ditunjang oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yaitu Rp629,7 triliun atau 82,4 persen dari target dalam Perpres 72/2020 mencapai Rp763,9 triliun.
Realisasi TKDD tersebut terdiri dari transfer ke daerah yang mencapai Rp572 triliun dan Dana Desa sebesar Rp57,7 triliun.
“Defisit di berbagai negara lain mencapai di atas belasan dan 20 persen jadi defisit Indonesia 4,16 persen dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III diperkirakan kontraksi antara minus 2 persen sampai minus 0,6 persen kita harap Indonesia jauh lebih baik,” kata Menkeu.
Berita Lainnya
Rencana impor 400 ribu sapi cegah defisit daging di Indoenesia
Minggu, 25 Februari 2024 17:03 Wib
Program bantuan pangan tahan defisit beras di Indonesia
Senin, 29 Januari 2024 20:40 Wib
APBN 2023 sehatkan ekonomi nasional, beber Menkeu
Jumat, 12 Januari 2024 3:10 Wib
Pemerintah diminta gunakan defisit APBN untuk intervensi suplai
Kamis, 4 Januari 2024 18:00 Wib
Kemenkeu sebut utang baru RI Rp600 triliun untuk tutup defisit APBN 2024
Senin, 18 Desember 2023 14:53 Wib
Defisit APBN optimistis di bawah 2,3 persen PDB
Sabtu, 25 November 2023 7:07 Wib
Pj Bupati: RAPBDP Kulon Progo 2023 defisit Rp119,40 miliar
Kamis, 31 Agustus 2023 22:25 Wib
Kementan: 5.750 ton bawang merah siap didistribusikan ke daerah defisit
Jumat, 25 Agustus 2023 18:03 Wib