Pemkot Yogyakarta kembangkan Lumbung Pangan Mataram di tujuh lokasi

id Lumpung Pangan Mataram,ketahanan pangan,yogyakarta

Pemkot Yogyakarta kembangkan Lumbung Pangan Mataram di tujuh lokasi

Dokumentasi - Kampung Markisa di Blunyahrejo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta yang kemudian dikembangkan sebagai Lumbung Pangan Mataram, 4 Agustus 2020. (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat secara mandiri terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui program Lumbung Pangan Mataram yang saat ini sudah dikembangkan di tujuh lokasi dengan anggaran dari dana keistimewaan DIY.

“Pada awalnya, program ini dikembangkan di empat lokasi, namun kemudian ada tambahan di tiga lokasi sehingga saat ini ada tujuh lokasi Lumbung Pangan Mataram,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Senin.

Tambahan tiga lokasi tersebut berada di Kelurahan Purbayan Kecamatan Kotagede, Kampung Pugeran Kecamatan Mantrijeron, dan Kampung Blunyahrejo Kecamatan Tegalrejo.

Di Kecamatan Tegalrejo, lokasi Lumbung Pangan Mataram merupakan pengembangan dari Kampung Markisa yang dikelola masyarakat setempat, sedangkan pengembangan di Kelurahan Purbayan memanfaatkan lahan seluas satu hektare yang juga dikelola masyarakat. Untuk di Kampung Pugeran diawali dengan gerakan menanam pepaya oleh masyarakat setempat.

Melalui program Lumbung Pangan Mataram tersebut, lanjut Suyana, masyarakat diajak untuk memenuhi kebutuhan pangan dari hasil budi daya pertanian yang dikelola secara mandiri.

Di tiap lumbung pangan dikembangkan tiga jenis budi daya yaitu budi daya tanaman untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat seperti ubi, singkong, dan jagung. Selain itu juga dilakukan budi daya sayur mayur seperti sawi, bayam dan lainnya serta budi daya pertanian untuk pemenuhan kebutuhan protein seperti lele atau ikan jenis lain.

“Dengan demikian, kebutuhan dasar pangan masyarakat bisa dipenuhi secara mandiri. Saya kira, masyarakat di tujuh lokasi tersebut rata-rata sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan dasar dari hasil budi daya mereka,” katanya.

Dalam pengembangan Lumbung Pangan Mataram, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga bekerja sama dengan akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang siap membantu masyarakat.

“Masyarakat didampingi dari awal untuk bisa melakukan budi daya yang tepat dan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul. Bahkan, masyarakat pun diberi bekal terkait pengelolaan pascapanen,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Suyana, pendampingan yang diberikan sangat lengkap sejak dari proses awal budi daya hingga pascapanen.

“Salah satu budi daya yang diusulkan oleh pendamping dari UGM adalah budi daya madu klanceng karena saat ini harga jualnya cukup menarik. Jenis madu ini pun sedang naik daun,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Suyana, diharapkan program Lumbung Pangan Mataram tersebut tidak hanya untuk mencapai ketahanan pangan saja tetapi juga untuk tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024