Ketua DPRD Kulon Progo mengapresiasi panen bawang merah Bulak Srikayangan

id DPRD Kulon Progo,panen bawang merah,Kulon Progo,Bulak Srikayangan

Ketua DPRD Kulon Progo mengapresiasi panen bawang merah Bulak Srikayangan

Bupati Kulon Progo Sutedjo dan Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati panen raya bawang merah di Bulak Srikayangan, Kapanewon Sentolo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Ketua DPRD Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Akhid Nuryati mengapresiasi hasil panen bawang merah di Bulak Srikayangan, Kecamatan/Kapanewon Sentolo seluas 255 hektare dengan nilai jual sekitar Rp102 miliar, dengan keuntungan yang didapat petani sekitar Rp66 miliar.

Seperti diketahui harga bawang merah di tingkat petani dengan lahan seluas 1.000 meter berkisar Rp40 juta hingga Rp50 juta, sedangkan biaya produksi sekitar Rp14 juta. Artinya keuntungan yang didapat petani pada masa panen dengan luasan 1.000 meter berkisar Rp26 juta.

"Petani patut bersyukur, pada masa pandemi COVID-19 ini, di sektor pertanian mengalami peningkatan produksi luar biasa, dan harga bawang merah di tingkat petani juga bagus. Sehingga patut disyukuri," kata Akhid Nuryati di sela-sela panen raya bawang merah di Bulak Srikayangan, Kecamatan/Kapenewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Senin.

Ia berharap ke depan, petani harus visioner dan pandai memetakan masa tanam yang cocok, sehingga saat panen mendapat harga yang baik. Kemudian, petani harus mampu manajemen keuangan. Sehingga hasil keuntungan yang didapat bisa menjadi modal untuk usaha berikutnya tanpa harus meminjam ke perbankan.

"Jangan terjebak pada kebutuhan konsumtif, sehingga para petani ketika panen bagus tapi harga kurang bagus, dapat memanfaatkan tabungan dan bisa kembali menanam bawang merah secara berkelanjutan meningkatkan produktivitas hasil panen dan kesejahteraan mereka juga meningkat," harapnya.

Akhid juga meminta Dinas Pertanian dan Pangan juga harus mampu memetakan potensi masing-masing wilayah dalam mengembangkan hasil pertanian. Misalnya, di wilayah tengah, potensi ditanami bawang merah, melon, semangka dan padi. Kemudian, wilayah selatan potensi ditanami cabai, semangka, melon dan sayur-sayuran. Selain itu, wilayah utara potensi tanaman kopi, kakao hingga cengkih.

Saat ini, sektor pertanian menyumbang 20 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) di Kulon Progo. Sehingga sektor pertanian harus tetap dikawal secara produksi dan alat pertanian, serta infrastruktur pertanian berdasarkan potensi masing-masing wilayah.

"Dinas Pertanian dan Pangan harus mampu membaca potensi dan peluang, supaya sektor pertanian ini mampu mendongkrak ekonomi petani dan meningkatkan kesejahteraan petani. Khususnya pada masa modern ini, dinas harus mampu melakukan modernisasi alat pertanian pengganti tenaga manusia yang sudah mulai berkurang," katanya.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Yuliyantoro mengatakan sebagai anggota DPRD Kulon Progo dari daerah pemilihan Sentolo dan Nanggulan sejak periode 2014 hingga saat ini, dirinya terus memperjuangkan pembangunan infrastruktur pertanian, baik jaringan irigasi dan jalan usaha tani (JUT), supaya sektor pertanian di wilayah tersebut berkembang pesat, khususnya di Desa/Kalurahan Demongrejo, Srikayangan, Tuksono, dan Sukoreno sebagai sentra bawang merah Kulon Progo.

Sektor pertanian harus didukung infrastruktur yang memadai dan terpadu, tidak boleh setengah-setengah, khususnya dalam pengembangan satu kawasan pertanian. Hal ini bisa terbukti "Sentra Bawang Merah" di Kapanewon Sentolo mampu menggerakan perekonomian petani. Kawasan bawang merah ini sudah didukung infrastruktur yang memadai, seperti jalan usaha tani dan irigasi. Hanya saja, Pemkab Kulon Progo harus meningkatkan kualitas bangunan proyek infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi di Bulak Srikayangan yang baru dibangun tiga tahun tidak berfungsi.

Kemudian, JUT sangat strategis dalam mendorong lahan pertanian yang subur. Petani bisa setiap saat membawa pupuk dari kotoran ternah ke sawah merah dengan mudah.

"Pembangunan harus terukur dan jelas, setelah itu baru dikembangkan kawasan lainnya supaya ekonomi pertani benar-benar tumbuh dan kesejahteraan petani juga meninggkat," katanya.

Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan saat ini, masih ada ruas JUT sepanjang 700 meter yang menghubungkan Balai Desa Srikayangan sampai Tuksono. Jalan tersebut harus segera diselesaikan supaya petani lebih semangat lagi untuk membawa pupuk ke sawah.

"Kami berharap JUT juga menjadi skala prioritas pembangunan infrastruktur pertanian di Kulon Progo," katanya.

Yuliyantoro juga mengaku dirinya juga memperjuangkan adanya pembangunan embung di kawasan utara untuk mensuplisi saluran irigasi Kalibawang supaya debitnya bertambah. Selama ini, air yang sampai ke lahan pertanian, khususnya di hilir sangat sedikit, sehingga hasil panen kurang maksimal.

"Kami sudah mengusulkan pembangunan empat embung di kawasan utara yang dapat mensuplisi saluran irigasi Kalibawang. Kami berharap embung tersebut segera dibangun, dan luas pertanian juga semakin luas," katanya.