BPBD Gunung Kidul siapkan TRC menghadapi potensi bencana La Nina

id Tim Reaksi Cepat,BPBD Gunung Kidul,Gunung Kidul

BPBD Gunung Kidul siapkan TRC menghadapi potensi bencana La Nina

Ilustrasi - Staf BMKG memberi penjelasan di kantor BMKG Jakarta, Selasa (14/1/2020). (ANTARA/Katriana)

Kulon Progo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyiapkan Tim Reaksi Cepat sebanyak 24 personel dan seluruh Desa Tangguh Bencana dalam menghadapi dampak bencana hidrometeorologi akibat La Nina.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunung Kidul Agus Wibawa di Gunung Kidul, Senin, mengatakan BPBD Gunung Kidul telah menerima instruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam rangka mengantisipasi potensi La Nina, antara lain melakukan susur sungai hingga berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengidentifikasi potensi bencana.

"Sosialisasi ke masyarakat juga perlu dilakukan, terutama pada mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana. Hal utama adalah menyiapkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan masyarakat di seluruh destana," kata Agus.

Ia mengatakan setidaknya ada 10 kapanewon yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi. Potensi bencana terbagi dalam tiga kategori, yakni kawasan rawan longsor, banjir genangan, potensi banjir dari luapan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan aliran utama Sungai Oya.

Agus mengungkapkan longsor terutama rawan terjadi di Zona Batur Agung.

Zona ini meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, dan Semin, sedangkan banjir dari luapan Sungai Oya berpotensi terjadi di Semin, Ngawen, Patuk, Playen, dan Panggang.

"Kalau banjir genangan, wilayah yang berpotensi antara lain Wonosari, Semanu, Karangmojo, dan Playen," kata Agus.

Untuk pembiayaan, BPBD Gunungkidul akan mengandalkan anggaran rutin. Adapun anggaran tersebut akan digunakan untuk penanganan evakuasi bilamana terjadi bencana, logistik, hingga peralatan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunung Kidul Sapto Wibowo menyampaikan anggaran tersebut sudah disiapkan sejak awal 2020.

Ia memaparkan ada dana sekitar Rp120 juta untuk penanganan darurat.

"Dana tersebut merupakan anggaran darurat BPBD Gunung Kidul. Salah satunya juga dipersiapkan untuk penanganan dampak kekeringan, yang masih terjadi di sejumlah wilayah," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024