Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Indonesia Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan pemerintah berupaya menyediakan vaksin COVID-19 untuk jangka pendek, menengah hingga panjang.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19, saat ini Pemerintah Indonesia menempuh dua skema secara paralel yakni skema pertama melalui kerja sama dengan pihak luar negeri khususnya untuk kebutuhan vaksin jangka pendek dan skema kedua berupa vaksin Merah Putih yang dikembangkan secara mandiri untuk jangka menengah dan panjang.
"Untuk kebutuhan vaksin COVID-19 pemerintah menjalankan dua 'track' paralel yaitu kerja sama dengan luar negeri khususnya untuk jangka pendek yang karena juga memperhatikan faktor kecepatan dari pengembangan vaksin itu sendiri," kata Menristek Bambang dalam konferensi pers virtual Forum Merdeka Barat 9 tentang Pengembangan Vaksin, Terapi dan Inovasi COVID-19 di Jakarta, Selasa.
"Yang kedua dengan jalur vaksin Merah Putih terutama untuk jangka menengah dan jangka panjang," lanjut Bambang.
Bambang menuturkan vaksin perlu disediakan untuk jangka menengah dan panjang karena ada kemungkinan bahwa pada vaksinasi awal perlu pemberian dosis sebanyak dua kali per orang, sehingga kebutuhan vaksin akan banyak.
Oleh karenanya pemerintah berupaya agar vaksin Merah Putih bisa memenuhi keperluan vaksin untuk jangka menengah dan panjang.
Ada kemungkinan juga bahwa vaksin COVID-19 yang dihasilkan nanti dari manapun sumbernya mungkin tidak bisa menjaga daya tahan terhadap COVID-19 seumur hidup yang tidak perlu ada revaksinasi atau semacam 'booster" di kemudian hari, mungkin bisa dalam waktu setahun, dua tahun atau lebih.
"Artinya kita tetap harus punya kemampuan untuk selalu menghadirkan atau menyediakan vaksin COVID-19 khususnya yang dibuat di dalam negeri," ujarnya.
Penanganan pandemi COVID-19 menjadi salah satu perhatian besar dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'aruf Amin, yang tepat berusia setahun pada Selasa 20 Oktober 2020, terhitung sejak keduanya dilantik di Gedung Parlemen pada 20 Oktober 2019.
Dalam masa pandemi COVID-19, kebangkitan inovasi terjadi dengan melahirkan berbagai produk riset dan inovasi untuk mengatasi pandemi antara lain tes cepat, PCR test kit, laboratorium mobile BSL-2, ventilator, terapi plasma konvalesen hingga imunomodulator.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib