Akademisi: Program "mbangun dusun nganti wangun" realistis

id akademisi uwm

Akademisi: Program "mbangun dusun nganti wangun" realistis

Akademisi dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta Edy Chrisjanto (HO-Istimewa)

Yogyakarta (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta Edy Chrisjanto menilai program kerja "mbangun dusun nganti wangun" yang diusung pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun-Amin Purnama (MuliA) dengan dukungan anggaran Rp100 juta per dusun setiap tahun dari APBD Sleman realistis.

"Program ini cukup realistis mengingat APBD Sleman pada tahun 2020 sebesar Rp2,99 triliun. Sedangkan jumlah dusun di Sleman sebanyak 1.212 dusun yang tersebar di 86 desa dari 17 kecamatan," kata Edy di Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Selasa.

Pengajar mata kuliah hukum ekonomi itu menilai realistis atau tidak dapat diukur dari dua hal, yakni kemampuan anggaran dan karakteristik program yang harus konkrit.

"Dari sisi anggaran cukup realistis, karena secara matematis akan menelan sekitar Rp121 miliar setiap tahun. Jumlah ini hanya sekitar 4 persen dari APBD. Sementara dari sisi program, saya menilai 'mbangun dusun' ini lebih terarah kepada infratruktur lokal," katanya.

Meski demikian, Edy menilai anggaran ini perlu dikelompokkan ke dalam klaster tertentu dalam postur anggaran. Apakah masuk klaster infrastruktur, penanggulangan kemiskinan atau peningkatan daya saing ekonomi.

"Klaster dalam APBD itu kan banyak, perlu dimasukkan ke klaster mana. Tujuannya agar tidak tumpang tindih sehingga program ini dapat diprioritaskan," kata Edy.

Sementara itu, Sri Muslimatun mengatakan program "mbangun dusun nganti wangun" akan fokus kepada infrastruktur yang dapat mendongkrak ekonomi lokal. Pembangunan ini mencakup revitalisasi pasar, pembangunan jalan, saluran drainase, balai dusun.

"Pembangunan dari dusun merupakan fondasi untuk pembangunan skala makro. Saya sudah mengkaji dengan tim pakar. Program ini sangat realistis, bukan sekadar janji surga yang pada akhirnya gagal karena tidak jelas konsepnya," katanya.

Pakar kesehatan masyarakat itu optimistis, jika terpilih nanti program ini akan disetujui oleh DPRD. Berbekal pengalaman menjadi Wakil Bupati sejak tahun 2015, ia akan langung beradaptasi dengan sistem kerja bersama legislatif. Di sisi lain, cawabup Amin Purnama akan turut mengawal di DPRD karena pernah menjadi legislator di Sleman.

"Faktor pengalaman akan menentukan percepatan pembangunan," katanya.

Alasan mendasar program Rp100 juta per dusun karena Muslimatun ingin menjadikan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Dengan fokus pembangunan mulai dari dusun, target pemerataan dapat terlaksana. Konsep ini akan memberi peluang ekonomi lokal berkembang.

"Kami rancang pembangunan berskala besar dimulai dari program-program kecil berbasis masyarakat. Dan ini harus dimulai dari dusun," katanya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024