22 museum di DIY kembali beroperasi di tengah pandemi

id Museum,Yogyakarta,Pandemi

22 museum di DIY kembali beroperasi di tengah pandemi

Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman di Jalan Bintaran Wetan, Kota Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Winda Malaha)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Musyawarah Musea (Barahmus) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan hingga saat ini tercatat 22 museum di daerah ini telah kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Dari 38 museum di DIY, 22 di antaranya sudah beroperasi kembali. Artinya masih ada 16 yang belum buka," kata Ketua Umum Barahmus DIY Ki Bambang Widodo saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis.

Menurut Bambang, sebanyak 22 museum itu tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Sleman. Di antaranya adalah Musuem Monumen Jogja Kembali, Museum Gumuk Pasir, Museum Gunung Merapi, serta Museum Keraton Yogyakarta.

Bambang memastikan seluruh museum yang telah beroparsi kembali telah memenuhi prosedur standar operasi (SOP) adaptasi kembiasaan baru. Mulai dari pengukuran suhu tubuh pengunjung, penyediaan tempat cuci tangan, hingga pembatasan jumlah pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas normal.

Kendati demikian, ia mengakui hingga saat ini jumlah pengunjung museum belum pulih signifikan. Hal ini mengingat para pelajar yang biasa mendominasi kunjungan di museum masih melaksanakan kegiatan belajar secara daring.

"Sehingga otomatis kegiatan wajib kunjung museum dari sekolah-sekolah di DIY belum kembali digelar," kata dia.

Bambang berharap pada tahun ini seluruh museum di DIY dapat beroperasi kembali mengingat fungsi museum yang sangat penting sebagai wahana edukasi sejarah serta penelitian bagi generasi muda.

"InsyaAllah kami seluruhnya bisa buka kembali mengiringi diperbolehkan siswa masuk sekolah dan mahasiswa bisa masuk kuliah, masa tanggap darurat penanggulangan Pandemi COVID-19 di DIY selesai, serta masyarakat disiplin menaati protokol kesehatan," kata dia.


Menurut dia, sebanyak 16 museum yang belum beroperasi menghadapi sejumlah kendala, khususnya terkait dengan biaya operasional.

"Kalau bantuan alat pelindung diri (APD) dan sarana protokol kesehatan banyak ya. Tetapi untuk beroperasi kembali mereka harus menggaji karyawan juga. Bagi yang hanya mengandalkan pemasukan dari tiket saja mungkin agak berat ya," kata dia.

Oleh sebab itu, Bambang berharap Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota dapat mengalokasikan dana bantuan untuk museum dan pegawainya.

"Sehingga museum bisa bertahan menghadapi pandemi COVID-19 dan terus melanjutkan fungsinya melayani publik untuk pendidikan, penelitian, dan kesenangan," kata dia.