BMKG memprediksikan curah hujan di atas normal di enam kecamatan Bantul

id Rakor hadapi bencana,BMKG Yogyakarta

BMKG memprediksikan curah hujan di atas normal di enam kecamatan Bantul

Rakor Forkompinda Bantul menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dampak La Nina pada musim hujan 2020/2021 di Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta memprediksikan curah hujan di atas normal, hingga 50 persen, karena dampak fenomena La Nina pada musim hujan Tahun 2020/2021 terjadi di enam wilayah kecamatan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas di Kabupaten Bantul, Senin mengatakan fenomena La Nina lemah hingga moderat yang sudah mulai terjadi dari Oktober 2020 sampai Maret 2021 memberikan dampak penambahan intensitas curah hujan di atas normal, antara 20 sampai 50 persen.

"Kabupaten Bantul mendapat tambahan curah hujan hingga 50 persen di atas normal diprediksikan terjadi pada wilayah Kecamatan Pandak, Bambanglipuro, Srandakan, Sanden, Kretek dan Dlingo bagian utara," kata Reni saat pemaparan pada Rakor Forkompinda Bantul menghadapi musim hujan dampak La Nina Tahun 2020/2021.

Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan para pemangku kepentingan harus mengantisipasi bencana hidrometeorologi, yaitu banjir, tanah longsor dan angin kencang dampak curah hujan berlebih di wilayah DIY, terutama Bantul yang berada di hilir.

"Puncak hujan di seluruh Kabupaten Bantul diprediksi terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021, untuk itu optimalisasi tata kelola air terintegrasi dari hulu hingga hilir, dan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih," katanya.

Sementara itu, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Budi Wibowo mengatakan, para camat melalui media sosial agar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaaan akan potensi bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan 2020/2021.

"Tetap waspada, tidak panik namun tetap berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, angin kencang sambaran petir dan pohon tumbang," katanya.

Dia juga mengharapkan, camat beserta jajaran selalu menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial info BMKG, agar bisa melakukan antisipasi sedini mungkin.

"Ajak masyarakat bergotong-royong dengan menerapkan protokol kesehatan membersihkan saluran irigasi dan melakukan pemangkasan ranting dan dahan pohon yang sekiranya membahayakan. Selain itu himpun dukungan sumber daya di wilayah khususnya sukarelawan dan dukungan lainnya," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024