Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan daerahnya membutuhkan embung penampung aliran air hujan guna mengantisipasi kejadian banjir akibat curah hujan tinggi.
"Bantul perlu banyak embung terutama daerah pinggiran selatan, karena mempunyai potensi banjir tinggi, akibat posisi Bantul adalah wilayah paling hilir," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, DIY, Rabu.
Oleh sebab itu, kata dia, pembuatan embung di wilayah Bantul perlu menjadi pertimbangan untuk solusi jangka panjang dalam menghadapi curah hujan tinggi seperti pada 2020/2021, karena kalau tampungan air hujan tersebut tidak dipersiapkan maka potensi luapan sungai juga akan semakin besar.
"Saya yakin daya tampung sungai saat ini dengan kondisi cuaca berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi yang terus meningkat, dinormalisasi seperti apapun juga sangat tidak mungkin menampung curah hujan yang cukup besar," katanya.
Dwi mengatakan apalagi untuk musim hujan tahun ini sangat jelas bahwa ancaman badai La Nina di Indonesia akan juga muncul di DIY terutama Bantul, sehingga dampak bencana utamanya banjir perlu diwaspadai, seperti yang telah diingatkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.
Bahkan, dari empat kabupaten dan satu kota di DIY yang paling tinggi potensi curah hujannya ada di Bantul, kalau kabupaten yang lain penambahan curah hujannya sekitar 10 sampai 20 persen, tetapi untuk Bantul penambahan sekitar 20 sampai 40 persen dari curah hujan kondisi normal.
"Itu hanya dari Bantul, belum ditambah dari beberapa wilayah tetangga kita yang airnya mengalir ke Bantul, sehingga kalau tidak disiapkan dengan teknik penyiapan embung-embung seperti itu, saya yakin tidak akan bisa untuk mengatasi persoalan banjir," katanya.
Dia mengatakan, di Bantul, rencana pembangunan embung ada di wilayah Desa Wukirsari Imogiri, meski begitu harapannya embung-embung juga dibangun di sekitar aliran Sungai Opak dan Sungai Oya di ujung Desa Sriharjo, karena di daerah itu mendapat aliran air dari wilayah Imogiri atas atau dataran tinggi, dan Kabupaten Gunung Kidul.
"Dua sungai besar di Bantul itu menjadi satu, sehingga mau tidak mau debit air akan semakin banyak. Saya berharap di sepanjang Sungai Opak-Oya mulai Imogiri, Kretek dan Pundong ada embung untuk memecah arus sungai yang luar biasa dampaknya manakala terjadi banjir," katanya.
Berita Lainnya
Pelaku wisata antisipasi bencana hidrometeorologi saat libur Lebaran 2024
Sabtu, 6 April 2024 17:22 Wib
BPBD Bantul meningkatkan kesiapsiagaan potensi cuaca ekstrem Lebaran
Kamis, 4 April 2024 16:52 Wib
40 RT dan lima ruas jalan tergenang banjir
Kamis, 4 April 2024 5:53 Wib
Surabaya diguncang gempa magnitudo 5,6
Rabu, 3 April 2024 17:38 Wib
241 fasilitas umum rusak akibat gempa Bawean, Jatim
Selasa, 2 April 2024 5:07 Wib
Jatim pasok terpal pengungsi gempa Bawean
Sabtu, 30 Maret 2024 6:36 Wib
Pelajar di Indonesia perlu peroleh pemahaman mitigasi bencana
Senin, 25 Maret 2024 20:56 Wib
3.756 warga korban banjir Demak mengungsi ke Kudus, Jateng
Senin, 25 Maret 2024 18:03 Wib