Kulon Progo mencairkan anggaran padat karya Rp4,4 miliar

id Padat karya,Kulon Progo,Disnakertrans Kulon Progo

Kulon Progo mencairkan anggaran padat karya Rp4,4 miliar

Kapala Disnakertrans Kulon Progo Nur Wahyudi memantau pelaksanaan program padat karya di Kalirejo, Kapanewon Kokap. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mencairkan anggaran padat karya sebesar Rp4,4 miliar kesemua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat penerima padat karya sejak awal Oktober, sehingga langsung dapat digunakan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kulon Progo Nur Wahyudi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2020 ini, ada sekitar 52 paket program padat karya senilai Rp4,4 miliar.

"Anggaran padat karya sudah ditransfer ke masing-masing Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kalurahan/desa sejak awal Oktober. Paket padat karya sudah dikerjakan, bahkan sudah ada yang selesai dilaksanakan," kata Nur Wahyudi.

Ia mengatakan secara keseluruhan, total program padat karya yang dibiayai APBD tingkat kabupaten sebanyak 60 paket, delapan paket dianggarkan pada APBD 2020, dan 52 paket pada APBD Perubahan 2020. Kemudian, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari provinsi ada lima paket padat karya, dengan rincian tiga paket dilaksanakan pada APBD 2020, dan dua paket pada APBD Perubahan 2020.

Nilai paket pekerjaan padat karya ini bervariasi sesuai dengan usulan dari masyarakat, mulai dari Rp25 juta hingga Rp250 juta per paket. Kemudian, dari BKK masing-masing Rp150 juta, kecuali pada APBD Perubahan 2020 nilainya masing-masing Rp100 juta per paket.

"Padat karya ini digunakan untuk kegiatan infrastruktur, seperti cor blok dan talud, talud, rabat beton, dan saluran drainase," katanya.

Nur Wahyudi mengatakan setiap paket program padat karya ini, sedikitnya memelibatkan 25 orang dengan pendapatan mandor Rp80 ribu perhari, kepala kelompok Rp77.500 per hari, tukang Rp72.500 per hari, dan pekerja Rp65.000 per hari.

"Program padat karya ini untuk mengurangi angka pengangguran sementara. Harapannya, masyarakat mendapat upah sehingga dapat mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga, serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana mendukung program padat karya ini. Selain dapat menumbuhkan gotong royong, dan mengurangi pengangguran sementara, padat karya juga dapat mempercepat pembangunan infrastruktur dengan kualitas yang baik.

"Kami minta program padat karya ini, menjadi program unggulan Disnakertrans setiap tahunnya," harapnya.