Tempat wisata diminta atur antrean menerapkan protokol kesehatan

id protokol kesehatan,destinasi wisata, antrean ,yogyakarta

Tempat wisata diminta atur antrean menerapkan protokol kesehatan

Dokumentasi - Objek wisata Taman Sari Yogyakarta memberikan penanda antrean untuk wisatawan di depan pintu masuk, 8 Juli 2020. (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta mengingatkan pelaku wisata atau manajemen destinasi wisata di kota tersebut tidak hanya menerapkan protokol kesehatan di dalam lokasi wisata saja tetapi juga antrean wisatawan di pintu masuk juga perlu diatur.

“Antrean wisatawan ini dimungkinkan muncul karena ada pembatasan kapasitas di dalam destinasi atau wahana wisata. Makanya, hal ini juga perlu dikelola supaya tidak berpotensi terjadi penularan kasus,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Oleh karenanya, Heroe meminta seluruh pelaku wisata untuk segera membuat aturan atau tata cara mengelola antrean supaya wisatawan juga tetap bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Sejumlah tempat wisata di Kota Yogyakarta yang sudah beroperasi rata-rata menerapkan aturan pembatasan jumlah pengunjung sekitar 50 persen dari kapasitas total atau menerapkan pembatasan sesuai hitungan tertentu.

Salah satunya di kawasan Malioboro yang menerapkan pembatasan jumlah maksimal pengunjung atau wisatawan sebanyak 500 orang per zona dalam satu waktu tertentu. Kawasan Malioboro terbagi dalam lima zona.

Ia pun mencontohkan salah satu destinasi wisata yaitu Taman Sari yang sudah mendapat rekomendasi untuk mengelola tata cara antrean wisatawan supaya tidak terjadi penumpukan. Rekomendasi tersebut disampaikan saat Pemerintah Kota Yogyakarta memlakukan review terhadap penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata tersebut.

Setiap destinasi wisata dan usaha jasa pariwisata lain, lanjut Heroe, juga sudah diminta membentuk Satgas COVID-19. “Harapannya, selama libur panjang akhir Oktober ini, Satgas COVID-19 di seluruh dsetinasi wisata mampu menerapkan tata cara antrean yang sesuai protokol kesehatan,” katanya.

Selama libur panjang akhir Oktober, Heroe yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Yogyakarta menyebut akan melakukan pemantauan pelaksanaan protokol kesehatan di sejumlah tempat wisata.

“Semalam, kami memantau di kawasan Malioboro. Wisatawan yang datang cukup banyak dan kondisinya padat, tetapi protokol kesehatan bisa dilakukan,” katanya.

Ia pun meyakini, seluruh pelaku wisata tidak ingin terjadi penularan kasus COVID-19 di Yogyakarta, sehingga seluruhnya pasti berupaya semaksimal mungkin menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

Selain di tempat wisata, Heroe menyebut, okupansi hotel baik hotel bintang, non bintang, dan homestay di Kota Yogyakarta cukup tinggi yaitu mencapai 95 persen dari kapasitas kamar yang diperbolehkan digunakan.

“Saat ini, upaya kebangkitan ekonomi di Yogyakarta sudah masuk dalam tahapan Jogja untuk Semua yaitu membuka Yogyakarta lebih luas. Tentunya, harus diperkuat dengan protokol kesehatan ketat,” katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024