Kulon Progo (ANTARA) - Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiagakan 1.200 personel untuk menghadapi potensi bencana alam hidrometeorologi dampak dari La Nina yang menerjang wilayah Indonesia saat ini.
Wakapolres Kulon Progo Kompol Sudarmawan di Kulon Progo, Rabu, mengatakan dari 1.200 personel yang disiagakan, 400 personel disiagakan di sejumlah titik rawan bencana di 12 kapanewon/kecamatan.
"Kami akan menerjunkan seluruh kekuatan personel bila memang terjadi kondisi darurat," kata Sudarmawan.
Ia mengatakan penanganan bila terjadi bencana, Polres Kulon Progo tidak bisa kerja sama sendiri, harus ada kerja sama dengan TNI, BPBD, Satpol PP, dan Tagana. Dari segi sarana prasarana, polres telah menyiapkan berbagai peralatan SAR termasuk penyediaan perahu untuk evakuasi korban apabila terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Polres Kulon Progo juga memiliki empat dapur umum yang bisa digunakan secara mobile yang akan langsung terjun lapangan bila terjadi bencana.
"Kami berkoordinasi dengan TNI dan Pemkab Kulon Progo, seperti misalnya penyediaan dapur mobil, ada yang dari BPBD, Brimob dan Tagana melalui bantuan Kementerian Sosial," kata Sudarmawan.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan seluruh elemen penanganan bencana di Kulon Progo di antaranya Polri, TNI, pemkab, BPBD, Satpol PP dan relawan sudah disiapkan. Apel siaga untuk menghadapi potensi dampak bencana juga sudah beberapa kali dilaksanakan termasuk hari ini.
"Hari ini, kami melakukan konsolidasi kekuatan dalam menghadapi potensi bencana bila terjadi di Kulon Progo yang melibatkan seluruh unsur pemangku kepentingan," katanya.
BMKG sudah menginformasikan bahwa musim hujan kali ini bersamaan dengan siklus La Nina, sehingga curah hujan diperkirakan bakal lebih tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana. Oleh karena itu, kesiapan pemerintah dan unsur terkait sangat diperlukan agar bisa meminimalisir dampak bencana yang lebih besar.
Potensi bencana alam di Kulon Progo sendiri tergolong cukup banyak. Terlebih pada musim hujan yang berbarengan dengan siklus La Nina seperti saat ini. Bencana seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang biasa ditemui di hampir semua wilayah ini.
"Belum lagi potensi gempa bumi dan erupsi Gunung Merapi, maka dari itu kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana itu perlu benar-benar diperhatikan," katanya.
Berita Lainnya
Pulang rumah, 3.041 pengungsi banjir di Kudus, Jateng
Rabu, 27 Maret 2024 17:05 Wib
Legislator: Prioritaskan infrastruktur di daerah bencana Bawean, Jatim
Rabu, 27 Maret 2024 14:21 Wib
Banjir Bandung Barat, Jabar, telan 4 jiwa warga
Rabu, 27 Maret 2024 9:41 Wib
Pelajar di Indonesia perlu peroleh pemahaman mitigasi bencana
Senin, 25 Maret 2024 20:56 Wib
Korban gempa Bawean, Jatim, butuh pendampingan psikososial atasi trauma
Senin, 25 Maret 2024 9:26 Wib
60 relawan Kampung Siaga Bencana di Indoneaia bantu mitigasi bencana
Senin, 25 Maret 2024 5:53 Wib
Cuaca ekstrem rusakkan 45 rumah di Semarang, Jateng
Sabtu, 23 Maret 2024 20:41 Wib
Banjir Demak, Jateng, 24.436 warga masih mengungsi
Jumat, 22 Maret 2024 0:25 Wib