Dispar Kulon Progo diminta jaga kebersihan kawasan pantai

id Kulon Progo,pantai kotor,DPRD Kulon Progo,Koomisi IV DPRD Kulon Progo,sampah pantai

Dispar Kulon Progo diminta jaga kebersihan kawasan pantai

Kondisi Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo yang kumuh dan rusak akibat abrasi gelombang laut. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Tukijan meminta Dinas Pariwsiata dan Dinas Lingkungan Hidup bersinergi menjaga kebersihan sepanjang pantai dari Trisik sampai Conggot supaya tidak kumuh dan merusak citra pariwisata, sehingga dapat mendukung pemulihan sektor pariwisata pada masa pandemi COVID-19 ini.

Tukijan di Kulon Progo, Rabu, mengatakan objek wisata pantai ini masih menjadi wisata andalan dalam rangka mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi wisata.

Namun sangat disayangkan, kondisi pantai sepanjang Pantai Trisik hingga Pantai Congot sangat kotor sekali, dan terkesan kumuh, sehingga mengganggu pemandangan dan keindahan pantai.

"Kami minta Dinas Pariwsiata, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, serta pelaku wisata bersinergi dalam merumuskan kebijakan cara pembersihan sampah secara berkala supaya objek wisata pantai tetap indah dan enak dipandang," kata Tukijan.

Ia mengakui untuk persoalan sampah bukan hal yang mudah diatasi karena kawasan pantai di Kulon Progo berada dipusaran tiga sungai besar, yakni Sungai Bogowonto, Sungai Serang, dan Sungai Progo. Setiap musim hujan, air yang sampai hilir akan membawa sampah yang banyak. Semua sampah masuk ke pantai. Hal ini perlu ada rumusan khusus dan strategi khusus dalam mengatasi masalah sampah ini. Sampah ini belum termasuk sampah yang ditinggalkan wisatawan dan pedagang kawasan objek wisata pantai.

Selain itu pemangku kepentingan, mengatasi soal sampah ini juga membutuhkan dukungan dari masyarakat, relawan dan pelaku wisata, dan kelompok dasar wisata. Tanpa peran mereka, persoalan sampah tidak dapat diatasi dengan cepat. Persoalan sampah harus ada sinergitas penanganan antara pemangku kepentingan, masyarakat, dan relawan.

"Persoalan sampah ini terjadi setiap tahun, khususnya saat musim hujan. Harus ada solusi yang cepat, jangan hanya dibiarkan dan terkesan ada pembiaran. Hal ini akan berimbas pada citra pariwsita pantai di Kulon Progo," katanya.

Politisi PDI Perjuangan ini meminta Dinas Pariwisata Kulon Progo menata kembali atau meredesain pengembangan objek wisata pantai. Saat ini, objek wisata di Kulon Progo tertinggal jauh dari Kabupaten Gunung Kidul dan Bantul, padahal keindahanya tidak kalah. Selain itu, kelebihan pantai di Kulon Progo mudah diakses kendaran karena dekat jalan nasional.

"Hal ini sangat ironis. Kulon Progo ini mempunyai potensi wisata pantai yang sangat bagus, tapi tidak didukung tata kekola yang mendukung," katanya.

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana mengatakan Dinas Pariwisata Kulon Progo ini tidak memiliki anggaran yang cukup untuk percepatan pengembangan objek wisata, khususnya objek wisata pantai. Sehingga membutuhkan dukungan anggaran dari Pemda DIY, khususnya Dinas Pariwisata DIY.

"Tanpa dukungan dari provinsi, tentu pengembangan pariwisata di Kulon Progo akan berjalan lambat. Di sisi lain kita dihadapkan denggan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta. Objek wisata di Kulon Progo sebagai pintu gerbang pariwisata DIY harus dibenahi secara menyeluruh," katanya.

Istana juga mengajak seluruh tokoh masyarakat di Kulon Progo turut serta dalam mensukseskan percepatan pembangunan, khususnya sektor pariwisata. Peran tokoh masyarakat juga sangat dibutuhkan sebagai penyemangat dan memberikan solusi atas persoalan di sektor pariwisata.

"Peran tokoh masyarakat menjadi sentral dalam percepatan pengembangan pariwisata. Mereka dianggap mampu menggerakan sosial, budaya dan ekonomi yang lebih baik lagi di lingkungan masyarakat," katanya.