Museum di DIY didorong menyajikan koleksi secara virtual

id Museum,Virtual,Koleksi,Yogyakarta

Museum di DIY didorong menyajikan koleksi secara virtual

Dokumentasi - Dua orang siswa SD Wukirsari, Imogiri melihat diorama saat bersama puluhan siswa lainnya berkunjung ke Museum Jogja Kembali (Monjali) Yogyakarta, Sabtu (20/2/2010). FOTO ANTARA/Regina Safri/ed/ama/aa. (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Musyawarah Museum (Barahmus) Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong seluruh museum di daerah ini melakukan penyesuaian di tengah pandemi COVID-19 dengan menyajikan koleksi secara virtual sehingga masyarakat tetap dapat mengakses secara jarak jauh.

"Semoga tahun 2021 semua museum telah melaksanakan virtualisasi museum," kata Ketua Umum Barahmus DIY Ki Bambang Widodo saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis.

Bambang berharap 38 museum di DIY dapat menyesuaikan diri di era transformasi informasi 4.0 dengan menyajikan koleksi secara virtual reality, augmented reality, serta video profil museum.



"Tentu dengan tetap menjunjung tinggi etika dan nilai budaya Yogyakarta," kata dia.

Melalui sarana digital, menurut dia, masyarakat luas dapat mengikuti "tour virtuality museum" dengan menyesuaikan minat atau pilihan masing-masing untuk mengakses museum dengan koleksi dengan tema seni, budaya, pendidikan, maupun sejarah perjuangan.

Ia berharap masyarakat, khususnya generasi muda tetap memosisikan peran penting museum sebagai wahana edukasi sejarah serta penelitian.



Menurut Bambang, Tim Kajian Pengembangan Virtual Museum di DIY yang dibentuk Barahmus DIY dan difasilitasi Disbud DIY akan menyelesaikan kajiannya hingga akhir November 2020.

Hingga Oktober 2020, tercatat 22 dari 38 museum di daerah ini telah kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.



Menurut Bambang, sebanyak 22 museum itu tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Sleman. Di antaranya adalah Musuem Monumen Jogja Kembali, Museum Gumuk Pasir, Museum Gunung Merapi, serta Museum Keraton Yogyakarta.

Dia mengakui hingga saat ini jumlah pengunjung museum belum pulih signifikan. Hal ini mengingat para pelajar yang biasa mendominasi kunjungan di museum masih melaksanakan kegiatan belajar secara daring.

"Sehingga otomatis kegiatan wajib kunjung museum dari sekolah-sekolah di DIY belum kembali digelar," kata dia.