DPKP DIY uji coba varietas Inpari 24 seluas 137 hektare di Gunung Kidul

id Inpari 24,Gunung Kidul,ketahanan panggan

DPKP DIY uji coba varietas Inpari 24 seluas 137 hektare di Gunung Kidul

Ilustrasi: GEBYAR PERBENIHAN TANAMAN PANGAN Sejumlah penyuluh pertanian memerhatikan tanaman padi dari benih varietas Inpari 24 pada Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan tingkat nasional di Desa Sidera, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (12/10). Gebyar perbenihan yang diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia itu menampilkan hasil-hasil aplikasi teknologi perbenihan anekan tanaman pangan yang populer di kalangan petani. ANTARASULTENG.COM/Basri Marzuki/17

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan uji coba pengembangan padi khusus beras merah Inpari 24 seluas 137 hektare di Kapanewon/Kecamatan Girisubo dan Semin, Kabupaten Gunung Kidul.

Kasi Produksi Tanaman Pangan Pelaksana Pengembangan Padi Khusus DPKP DIY,  HK Adinoto, di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan total pengembangan padi khusus di Gunung Kidul berupa beras merah Inpari 24 mencapai seluas 137 hektare.

"Luasan tanaman padi Inpari 24 rinciannya 75 hektare di Girisubo dan 62 hektare di Semin. Bantuan benih yang disalurkan mencapai 25 kilogram per hektare. Selain itu juga diberikan bantuan pupuk NPK sebanyak 100 kilogram tiap hektare," kata HK Adinoto.

Ia mengatakan semua bantuan telah diterima para petani. Untuk wilayah Girisubo telah dilaksanakan gerakan tanam di Kelompok Tani (Poktan) Margo Mulya, Pucung, Girisubo seluas 5 hektare di Bulak Gupak Warak, Wota Wati. Lokasi Gerakan Tanam tersebut mewakili gerakan bersama penanaman untuk Kapanewon Girisubo.

Ia berharap padi beras merah nanti dapat mengisi kekosongan kebutuhan produk kuliner, baik di hotel dan restoran atau tempat wisata. Harga beras merah lebih tinggi dari beras putih.

"Ini bagian dalam rangka meningkatkan nilai tukar pertani dan menyejahterakan petani di DIY, khususnya di Gunung Kidul," katanya.

Kasi Produksi Lahan dan Air DPKP  DIY Anita mengatakan varietas Inpari 24 yang dikembangkan memiliki potensi hasil yang lebih tinggi dari varietas lokal padi Segreng, rasa nasi juga lebih pulen.

Ia mengingatkan berdasar ramalan BMKG, akan terjadi anomali iklim La Nina pada empat bulan ke depan. Petani dimohon mengantisipasi dampak curah hujan tinggi lebih dari 40 persen dari kondisi normal.

"Kami berharap meski ada La Nina, hasil panen Inpari 24 dapat maksimal. Kami berharap petani untuk melakukan perawatan dengan baik supaya produksi padi juga bagus," harapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengapresiasi semangat para petani yang telah melaksanakan gerakan tanam. Berdasar pemantauan pihaknya menyaksikan sebagian besar lahan di zona selatan telah menghijau oleh penanaman padi palawija yang telah tumbuh. Ia mengimbau di petani zona utara yang belum mengolah lahan agar secepatnya segera memulai penanaman.

"Kondisi stok pupuk di Gunung Kidul saat ini sangat mencukupi, terlebih dengan adanya alokasi yang telah ditambah dari pusat. Oleh karena itu para petani yang belum menebus pupuk bersubsidi di luar lokasi padi khusus agar segera menebus. Sedangkan untuk lokasi penanaman padi khusus, meski telah diberi jatah 100 kg NPK per hektare masih perlu penambahan pupuk organik," katanya.