Yogyakarta meningkatkan anggaran dukung belanja daring pasar tradisional

id belanja daring,pasar tradisional,yogyakarta

Yogyakarta meningkatkan anggaran dukung belanja daring pasar tradisional

Dokumentasi - Peluncurkan program “cash back” ongkos kirim untuk berbelanja daring di pasar tradisional Kota Yogyakarta, 26 Oktober 2020. ANTARA/Eka AR

Yogyakarta (ANTARA) - DPRD Kota Yogyakarta dan pemerintah daerah setempat sepakat untuk meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan program belanja daring di pasar tradisional dengan meningkatkan anggaran di RAPBD 2021 sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi.

“Dukungan ini lebih diarahkan untuk pemberian subsidi ongkos kirim saat konsumen melakukan pembelajaan secara daring di pasar tradisional,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Oleg Yogan di Yogyakarta, Senin.

Program belanja daring di pasar tradisional mulai dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai salah satu siasat menghadapi penurunan jumlah konsumen di awal masa pandemi, bekerja sama dengan salah satu aplikasi ojek online, Gojek.

Kerja sama tersebut kemudian semakin ditingkatkan dengan pemberian subsidi ongkos kirim untuk meningkatkan minat masyarakat berbelanja di pasar tradisonal di Kota Yogyakarta.

Anggaran untuk mendukung program belanja daring di pasar tradisional di Kota Yogyakarta yang sudah dialokasikan pada tahun ini sebesar Rp50 juta dan akan ditingkatkan 100 persen pada RAPBD 2021 atau sebesar Rp100 juta.

“Pemberian subdisi ongkos kirim mampu meningkatkan minat masyarakat berbelanja secara daring di pasar tradisional,” katanya.

Hal tersebut dapat dilihat dari serapan bantuan subsidi ongkos kirim yang mencapai sekitar Rp2,9 juta selama dua pekan sejak program diluncurkan dengan total transaksi pembelanjaan dari konsumen mencapai sekitar Rp30 juta.

“Biasanya, masyarakat masih enggan untuk berbelanja di pasar tradisinal karena keberatan dengan ongkos kirim yang harus dikeluarkan. Konsumen menganggap, nilai belanja yang dikeluarkan tidak sebanding dengan ongkos kirim yang harus dibayarkan,” katanya.

Ia menegaskan, berbelanja secara daring di pasar tradisional memiliki banyak kelebihan yaitu dari sisi keamanan atau kesehatan karena konsumen tidak perlu datang ke pasar yang cukup ramai sehingga protokol jaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19 bisa dipatuhi.

“Sedangkan untuk pedagang, tetap memperoleh pendapatan meski kondisi pasar tdiak terlalu ramai karena banyak konsumen belanja secara daring,” katanya yang menyebut belanja daring bisa menjaga nilai perputaran uang di pasar.

Sejak diluncurkan, terdapat lima dari total 30 pasar tradisional di Kota Yogyakarta yang mencatatkan transaksi terbesar yaitu di Pasar Beringharjo, Demangan, Kranggan, Giwangan, dan Pathuk.

“Harapannya, program belanja daring ini juga bisa diakses lebih banyak di pasar-pasar tradisional yang lain,” katanya.


 

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024