Konsumsi pengungsi Merapi tidak digelar prasmanan cegah COVID-19

id Dapur umum pengungsi,Konsumsi pengungsi Merapi ,Erupsi gunung Merapi ,Kapanewon Cangkringan ,Pengungsian erupsi Merapi

Konsumsi pengungsi Merapi tidak digelar prasmanan cegah COVID-19

Relawan di dapur umum barak pengungsian Glagaharjo sedang membungkus konsumsi bagi para pengungsi. Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Penyediaan konsumsi untuk pengungsi erupsi Gunung Merapi di barak pengungsian Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak diberikan secara prasmanan melainkan dibungkus satu per satu untuk mencegah penyebaran COVID-19.

"Sebagai antisipasi penyebaran COVID-19, selain penerapan protokol kesehatan secara ketat, untuk konsumsi pengungsian juga tidak lagi diberikan secara prasmanan," kata Panewu (Camat) Cangkringan Suparmono di barak pengungsian Glagaharjo, Rabu.

Menurut dia, jatah konsumsi para pengungsi diberikan dalam bentuk kemasan atau nasi bungkus dan diberikan langsung kepada para pengungsi.

"Kalau dengan prasmanan seperti dulu sebelum pandemi akan cukup rawan penularan COVID-19, karena alat-alat makan seperti sendok dan piring akan banyak disentuh orang. Ini cukup rawan penularan virus," katanya.

Ia mengatakan petugas atau relawan di dapur umum akan langsung membungkus konsumsi bagi para pengungsi dan kemudian didistribusikan ke barak pengungsian.

"Setiap hari tiga kali konsumsi untuk pengungsi. Untuk kebutuhan konsumsi ini relawan di dapur umum rata-rata menyiapkan antara 250 hingga 300 bungkus konsumsi makan setiap pagi, siang dan malam. Ini untuk kebutuhan konsumsi pengungsi dan relawan yang ada di barak pengungsian," katanya.

Saat ini jumlah pengungsi erupsi Gunung Merapi di Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan bertambah menjadi 203 orang setelah pada Selasa (10/11) malam ada empat orang yang masuk ke barak pengungsian Glagaharjo.

"Sampai tadi malam pengungsi di barak pengungsian Glagaharjo ini menjadi 203 orang, setelah ada penambahan empat orang," katanya.

Ia mengatakan pada awal pengungsian, terdapat 164 warga Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo yang mengungsi, kemudian bertambah menjadi 185 orang.

"Kemudian hari ketiga 198 dan tadi malam hari keempat menjadi 203 orang pengungsi," katanya.

Suparmono mengatakan dari data yang masuk kebanyakan penambahan dari pengungsi dewasa. Pengungsi dewasa ini sebenarnya bukan kelompok rentan yang wajib mengungsi.

"Namun mereka ikut mengungsi barangkali menemani kakek atau neneknya, menemani anaknya atau penduduk dewasa yang merasa khawatir karena punya trauma erupsi Merapi 2010," katanya.

Ia mengatakan untuk kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi dan belum ada permasalahan berarti.

"Tadi sudah kami cek untuk logistik, bahan pangan sangat aman, kemudian untuk peralatan mandi dan kebutuhan sehari-hari semua sudah tersedia di gudang logistik," katanya.
Relawan di dapur umum barak pengungsian Glagaharjo sedang membungkus konsumsi bagi para pengungsi. Foto Antara/Victorianus Sat Pranyotoya
Pewarta :
Editor: Eka Arifa
COPYRIGHT © ANTARA 2024