Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp50 miliar dari pos belanja tak terduga Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2020 untuk penanganan kebencanaan baik dampak bencana alam maupun nonalam.
"Kalau penganggaran kita tidak masalah, anggaran kita untuk belanja tak terduga masih sekitar Rp50 miliar dan itu bisa dimanfaatkan untuk antisipasi itu (bencana)," kata Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Budi Wibowo di Bantul, Kamis.
Menurut dia, selain bisa dimanfaatkan untuk penanganan dampak bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang akibat badai La Nina pada musim hujan 2020/2021, anggaran bisa dipakai untuk penanganan bidang kesehatan karena wabah COVID-19.
Dia mengatakan belanja tak terduga Kabupaten Bantul yang sudah dimanfaatkan untuk penanganan COVID-19 sejak awal sampai saat ini mencapai Rp129 miliar dan tersisa Rp41 miliar, tetapi ada bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp9 miliar, sehingga menjadi Rp50 miliar.
"Jadi apapun yang terkait dengan bencana kita keluarkan dari belanja tak terduga, karena penyelamatan jiwa manusia itu yang paling utama, dana itu yang kita gunakan untuk antisipasi menangani bencana," katanya.
Namun demikian, kata dia, kalau anggaran belanja tak terduga 2020 masih sisa meski sudah digunakan untuk penanganan bencana, akan masuk Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) dan bisa digunakan pada tahun 2021.
Pjs Bupati mengatakan terkait ancaman bencana alam, sesuai perkiraan dari BMKG badai La Nina yang mempengaruhi curah hujan tinggi di wilayah DIY, yang paling bahaya atau merasakan dampaknya adalah Bantul, karena berada di wilayah paling hilir.
"Enam sungai itu hilirnya juga ada di Bantul, sehingga ini yang harus kita antisipasi, kita sudah lakukan koordinasi dan petakan rawan bencana, jadi antisipasi dini sudah kita lakukan, tinggal bagaimana menindaklanjuti seperti kanal-kanal sungai harus kita bersihkan," katanya.
Dia mengatakan sedangkan terkait fokus penanganan COVID-19 saat ini, Bantul menggencarkan pelacakan dan melakukan pemeriksaan cepat terhadap orang yang rentan terpapar atau kontak erat kasus positif.
"Terkait COVID-19 saatnya kita jemput bola, jadi kita lakukan tes cepat, kalau kemudian reaktif, ya sudah kita tes usap tidak bisa tidak, berapapun jumlahnya," katanya.
Berita Lainnya
Pemkab Sleman sosialisasi Program Kampung Hijau dukung pelestarian lingkungan
Jumat, 19 April 2024 16:43 Wib
Gunungkidul optimalisasi sektor pertanian turunkan kemiskinan
Jumat, 19 April 2024 14:02 Wib
Sleman terus mempercepat penurunan angka stunting
Kamis, 18 April 2024 18:29 Wib
Bupati Gunungkidul minta Jaga Warga ikut menjaga keamanan lingkungan
Kamis, 18 April 2024 13:31 Wib
Sleman menggelar Penghargaan Nata Sembada bagi UMKM
Rabu, 17 April 2024 15:02 Wib
Bupati Bantul mengajak momentum Syawal untuk tingkatkan pelayanan masyarakat
Selasa, 16 April 2024 21:22 Wib
Bupati: Faskes di Bantul siap kembali melayani masyarakat usai Lebaran
Selasa, 16 April 2024 14:18 Wib
Bupati Sidoarjo, Jatim, Ahmad Muhdlor ditetapkan tersangka korupsi
Selasa, 16 April 2024 13:04 Wib