BRI salurkan BPUM untuk 6.000 pelaku UMKM

id BRI Cabang Wates,BPUM,Kulon Progo ,pelaku UMKM,pemulihan ekonomi nasional

BRI salurkan BPUM untuk 6.000 pelaku UMKM

Penyaluran BPUM di BRI Kantor Cabang BRI Wates. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Wates di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mencairkan program Bantuan Pemerintah untuk Usaha Mikro (BPUM) percepatan pemulihan ekonomi nasional sebanyak 6.000 dari 21.000 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sampai akhir Oktober 2020.

Manager Pemasaran Mikro Bank BRI Cabang Wates Sudarwedi A Ledio di Kulon Progo, Jumat, mengatakan data penerima program Bantuan Pemerintah untuk Usaha Mikro (BPUM) bersumber dari Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo, BRI, lembaga lain.

BRI sendiri ada beberapa tahap, baik tahap pertama dan tahap kedua, dari pegadaian juga yang penyalurannya melalui BRI.

"Penyaluran BRI sendiri 21.000 UMKM yang datanya berasal dari BRI, Dinas Koperasi dan UKM, dan pegadaian. Sejauh ini hingga Oktober sudah tersalur kepada 6.000 Oktober dan kami targetkan disalurkan paling lambah akhir November ini," kata Sudarwedi.

Ia mengatakan syarat pelaku UMKM yang mendapat bantuan adalah tidak merupakan ASN, TNI, Polri, dan pegawai BUMN, serta syarat tambahan dari BRI, yakni tidak memiliki tabungan lebih dari Rp2 juta. Kemudian, saat pencairan masih dilakukan verifikasi ulang, untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Mereka diminta membuat surat pernyataan tidak memiliki pinjaman. Mereka membuat pernyataan palsu langsung bisa gugur karena terpantau melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), meski namannya terdata dalam pihak yang mendapat bantuan.

"Mereka rata-rata yang telah mencairkan bantuan telah terverifikasi dan mereka tidak memiliki pinjaman. Saat ini, tahap satu sudah tersalurkan, tahap dua masih dalam tahap pencairan karena jumlah penerimanya sangat banyak," katanya.

Di Kulon Progo terdapat 12 unit, dan satu unit kantor cabang yang melayani penyaluran BPUM. Setiap harinya, unit dan cabang melayani 100 penerima. Sehingga dari 21.000 penerima, dapat diselesaikan paling lambat akhir November.

"Bantuan masing-masing Rp2,4 juta. Tapi penerima tidak semua mencairkan bantuan, ada sebagian mereka yang ditabung, ada juga yang dicairkan untuk usaha," katanya.