Pasien COVID-19 sembuh di Bantul bertambah tujuh orang

id Petugas Dinkes Bantul,COVID-19 Bantul

Pasien COVID-19 sembuh di Bantul bertambah tujuh orang

Petugas Dinkes Bantul khusus menangani kasus COVID-19 (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam 24 jam terakhir bertambah tujuh orang, sehingga total pasien sembuh dari paparan virus corona jenis baru tersebut hingga Rabu (18/11) menjadi 1.001 orang.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul dalam keterangannya di Bantul, Rabu malam mengatakan tujuh pasien sembuh itu berasal dari Kecamatan Sewon satu orang, kemudian Kecamatan Banguntapan satu orang, Kecamatan Pajangan satu orang, dan Kecamatan Pandak empat orang.

Selain sembuh, Gugus Tugas COVID-19 Bantul juga menginformasikan tambahan pasien konfirmasi positif sembilan orang, yakni dari Kecamatan Sedayu tiga orang, Kecamatan Sewon satu orang, Kecamatan Banguntapan dua orang, Kecamatan Bantul satu orang, Kecamatan Jetis satu orang dan Kecamatan Sanden satu orang.

Dengan demikian, total kasus positif COVID-19 di Bantul hingga Rabu (18/11) sebanyak 1.394 orang. Dari jumlah itu yang sembuh berjumlah 1.001 orang, meninggal 30 orang, sehingga pasien positif yang masih menjalani isolasi di rumah sakit sebanyak 363 orang.

Pasien positif tersebut, terbanyak dari Kecamatan Sewon berjumlah 235 orang, selanjutnya dari Pajangan 22 orang, kemudian Kasihan 21 orang, Banguntapan 20 orang, dan Pandak 17 orang, serta Kecamatan Bantul 16 orang, kecamatan lainnya kurang dari 10 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan saat ini di Bantul memang ada peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 dalam tiga minggu terakhir, setelah beberapa waktu sebelumnya kasusnya cenderung landai.

"Kasus yang meningkat ini kami dapatkan mulai pertengahan Oktober, salah satu penyebabnya adalah adanya beberapa kasus yang didahului adanya klaster dari luar Bantul, baik dari perkantoran swasta maupun pemerintah yang berada di luar Bantul yang pegawainya ada di Bantul," katanya.

Oleh sebab itu, Sri Wahyu yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penykait pada Dinas Kesehatan Bantul ini mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pelacakan terhadap orang risiko terpapar dan pemeriksaan untuk deteksi dini.

"Bantul ke depan terus melakukan tracing, testing yang menyasar pada komunitas atau populasi yang berisiko tinggi, termasuk ke sejumlah pondok pesantren yang sudah kami temukan kasus positif," katanya.