Pengelola objek wisata di DIY diminta terapkan prokes

id Wisata,DIY,Libur akhir tahun,Prokes

Pengelola objek wisata di DIY diminta terapkan prokes

Tempat wisata baru "Jurang tembelan" Pengunjung berada di kawasan wisata Jurang Tembelan Kanigoro, Mangunan, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (31/1). Jurang tembelan yang merupakan salah satu tempat wisata baru di Bantul yang dibuka sejak setengah tahun terakhir itu menjadi tempat wisata alam yang tengah dikembangkan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/17. (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendorong pengelola destinasi wisata dan restoran di daerah ini memastikan penerapan protokol kesehatan menghadapi libur panjang akhir tahun.

"Ke depan menghadapi libur akhir tahun ini harus menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi untuk kesiapan kita di objek wisata dan restoran," kata Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY Biwara Yuswantana ditemui di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Yogyakarta, Kamis.

Menurut Biwara, saat ini merupaman masa di mana interaksi masyarakat sudah kembali meningkat. Akibatnya, risiko penularan COVID-19 juga ikut meningkat.

"Interaksi orang semakin meningkat artinya betpotensi menimbulkan penularan," kata dia.

Munculnya, kasus penularan COVID-19 di salah satu warung makan di Kota Yogyakarta yang menjual berbagai menu mi dan nasi goreng dapat menjadi bahan evaluasi sekaligus pengingat bahwa ancaman penularan virus itu masih nyata.

Menurut dia, aktivitas perekonomian bisa berjalan namun tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Kalau aktivitas mau jalan ya konsekuensinya harus betul-betul ketat dan disiplin. Jangan mengabaikan. Harus semakin ketat, semakin disiplin dalam menerapkan protokol itu," kata dia.

Epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama berpendapat pemerintah perlu mengambil kebijakan memperpendek hari libur saat libur panjang akhir tahun 2020 untuk mencegah penyebaran COVID-19. Langkah lain yang dapat dilakukan dengan memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata.

Edukasi terkait protokol kesehatan, menurut dia, harus dilakukan secara simultan antara pelaku wisata dan penyelenggara wisata agar bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan protokol kesehatan.

Bayu menjelaskan tempat wisata yang berada di dalam ruangan memiliki risiko tinggi penularan COVID-19, seperti kolam renang, hotel, dan lainnya. Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Dispilin pakai masker dengan baik dan benar. Hindari tempat wisata yang padat sehingga tidak bisa jaga jarak," kata dia.

Apabila hendak makan dianjurkan untuk mencari tempat makan yang terbuka (outdoor). Jika memilih tempat makan tertutup, menurut dia, harus dipastikan jaga jarak dan memiliki ventilasi yang baik.

"Kuncinya displin memakai masker dan waspada terhadap ventilasi, durasi, jarak. Jangan lupa juga untuk melihat kondisi tubuh jika tidak fit sebaiknya di rumah saja," kata dia.