Ahli: ASEAN lebih baik membangun persediaan daripada berebut vaksin

id vaksin,vaksin COVID-19,persediaan vaksin COVID-19,ASEAN,akses vaksin ASEAN,COVAX

Ahli: ASEAN lebih baik membangun persediaan daripada berebut vaksin

Kepala Ahli Kesehatan dari Asian Development Bank (ADB) Eduardo Banzon dalam diskusi panel Forum Media ASEAN yang berlangsung virtual, Selasa (24/11/2020). (ANTARA/Yuni Arisandy)

Daripada bersaing untuk mendapatkan vaksin yang jumlahnya terbatas, akan lebih baik bila pendekatan yang dilakukan ASEAN kedepannya terkait ketersediaan vaksin COVID-19 untuk semua adalah dengan membangun persediaan vaksin itu sendiri.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Ahli Kesehatan dari Asian Development Bank (ADB) Eduardo Banzon mengatakan bahwa negara-negara ASEAN lebih baik membangun persediaan vaksin COVID-19 secara bersama daripada harus berebut vaksin yang jumlahnya terbatas.

Hal itu disampaikan Eduardo Banzon saat menjawab pertanyaan tentang upaya yang perlu dilakukan ASEAN untuk mendapatkan akses vaksin COVID-19 yang setara untuk semua.

"Daripada bersaing untuk mendapatkan vaksin yang jumlahnya terbatas, akan lebih baik bila pendekatan yang dilakukan ASEAN kedepannya terkait ketersediaan vaksin COVID-19 untuk semua adalah dengan membangun persediaan vaksin itu sendiri," ujar Banzon dalam diskusi panel Forum Media ASEAN yang berlangsung virtual, Selasa.

Baca juga: AstraZeneca sebut efektivitas "vaksin untuk dunia" bisa mencapai 90 persen

Dia menyoroti beberapa negara anggota ASEAN, seperti Indonesia dan Vietnam, yang sudah mulai berupaya untuk memproduksi sendiri vaksin untuk virus corona baru.

"Saya pikir mengapa ASEAN tidak membangun sendiri persediaan vaksinnya. Lebih banyak pasokan vaksin harus diproduksi. ASEAN sebenarnya bisa jauh lebih baik dalam hal ini," katanya.

Cara lain bagi negara-negara ASEAN untuk menjamin ketersediaan vaksin bagi warganya yang mencapai lebih dari 600 juta, menurut Banzon, adalah dengan bergabung dengan Fasilitas Akses Global Vaksin COVID-19 atau inisiatif COVAX.

Baca juga: Jerman suntikkan vaksin COVID Desember 2020

Inisiatif COVAX --yang digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) serta Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI)-- merupakan mekanisme untuk menuju akses dan penyebaran vaksin secara adil.

Banzon menilai bahwa COVAX merupakan upaya yang baik dalam memastikan akses yang berkeadilan terhadap vaksin COVID-19 bagi semua negara, termasuk negara miskin dan berpendapatan rendah.

"COVAX juga mengatur cara subsidi pengadaan vaksin COVID-19, baik untuk negara berkembang di ASEAN seperti Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos dan Vietnam serta Myanmar. Negara dengan pendapatan menengah seperti Thailand, Singapura dan Malaysia juga bergabung dengan COVAX," ujar dia.

Baca juga: Presiden Jokowi meminta simulasi vaksinasi COVID-19 terus dilakukan

Selanjutnya, dia menyebutkan upaya lain yang dapat dilakukan negara-negara ASEAN untuk memastikan ketersediaan vaksin COVID-19 untuk semua warga di kawasan adalah dengan memesan dan membeli vaksin secara kolektif seperti yang dilakukan negara-negara Uni Eropa.

"Uni Eropa bersatu dalam aliansi untuk pemesanan vaksin. Mereka tidak menawar dalam bentuk satu negara individu," ucap Banzon.

Dia menyayangkan bahwa Indonesia telah melakukan pemesanan vaksin COVID-19 secara individu, namun dia juga menilai tindakan itu sebagai hal yang wajar dilakukan.

Akan tetapi, Banzon juga mendorong negara-negara ASEAN untuk dapat bekerja sama membangun persediaan COVID-19 secara bersama.


 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024