Bantul (ANTARA) - Pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19 di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam 24 jam terakhir bertambah 18 orang, sehingga total angka kesembuhan dari paparan virus corona baru tersebut per Selasa (24/11) menjadi 1.241 orang.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul dalam keterangan resminya di Bantul, Selasa malam, menyebutkan kasus konfirmasi COVID-19 di Bantul yang sembuh 18 orang itu berasal dari Kecamatan Sewon 17 orang, dan Kecamatan Pajangan satu orang.
Sementara, kasus konfirmasi COVID-19 bertambah 12 orang berasal dari Kecamatan Imogiri tiga orang, kemudian Kecamatan Sewon dua orang, Kretek dua orang, sisanya dari Kecamatan Sedayu, Kasihan, Pandak, Banguntapan dan Kecamatan Pundong masing-masing satu orang.
Dengan demikian, total kasus positif COVID-19 di Bantul secara akumulasi hingga Selasa (24/11) berjumlah 1.504 orang.
Sementara itu, pasien positif COVID-19 yang meninggal pada hari ini bertambah satu orang, berasal dari Kecamatan Kasihan, sehingga total kasus meninggal sampai dengan saat ini berjumlah 35 orang.
Dengan begitu, pasien positif COVID-19 di Bantul yang masih menjalani isolasi baik di Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Bantul maupun sejumlah rumah sakit rujukan lainnya sebanyak 228 orang.
Sementara itu, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Budi Wibowo mengatakan, mengajak semua masyarakat Bantul selalu menerapkan prinsip protokol kesehatan dalam setiap aktifitas, karena perilaku tersebut salah satu cara efektif mengendalikan penularan wabah virus corona atau COVID-19.
"Kalau penanganan tetap protokol kesehatan, itu harus dilakukan, itu prinsipnya. Kemudian kita akan jemput bola, tidak bisa tidak, karena kita sudah punya mobil lab PCR, jadi kalau nanti ada klaster baru (penularan COVID-19), langsung kita jemput," katanya.
Menurut dia, jika ditemukan klaster baru, orang-orang di sekitar akan dijemput untuk kemudian dilakukan pemeriksaan hingga kemudian tes usap, sehingga jika diketahui konfirmasi positif COVID-19, langsung bisa dilakukan isolasi dilayanan kesehatan terdekat.
"Misal di daerah tertentu ada ada klaster baru langsung kita jemput ke sana, kemudian kita lakukan rapid, kalau ternyata hasilnya reaktif langsung swab (tes usap) harus seperti itu berapapun biayanya harus kita respon, tidak bisa tidak, karena keselamatan nomor satu," katanya.
Berita Lainnya
Pemkab Sleman memfasilitasi tes usap gratis bagi ASN-pelaku perjalanan
Kamis, 3 Maret 2022 23:57 Wib
Kasus COVID-19 di Bantul naik 1.000 orang dalam dua pekan
Sabtu, 12 Februari 2022 23:51 Wib
Dinkes Kulon Progo akan melakukan tes usap acak pelajar
Jumat, 28 Januari 2022 16:30 Wib
Dinkes Gunung Kidul belum mengagendakan tes usap acak jenjang SD-SMP
Selasa, 30 November 2021 18:57 Wib
14 kasus terkonfirmasi COVID-19 Gunung Kidul dari tes usap acak
Jumat, 26 November 2021 21:50 Wib
Dinkes Gunung Kidul tes usap acak terhadap pelajar
Minggu, 21 November 2021 14:23 Wib
BOR rumah sakit rujukan COVID-19 Kulon Progo nihil pasien
Senin, 15 November 2021 9:37 Wib
Gugus Tugas COVID-19 Kulon Progo tes usap pelajar secara acak
Rabu, 3 November 2021 15:08 Wib