Pembelajaran tatap muka SMK di Bantul akan diawali dari praktik

id Guru SMK Bantul

Pembelajaran tatap muka SMK di Bantul akan diawali dari praktik

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK se-Kabupaten Bantul, Temu Panggih Raharja. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Pembelajaran tatap muka pada masa pandemi virus corona atau COVID-19 jenjang SMK di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada semester genap Tahun Ajaran 2020/2021 akan diawali dari pelajaran praktik di sekolah.

"Saya kira itu (pembelajaran tatap muka) sesuai dengan perkembangan situasi kondisi di Bantul ini, yang SMK saya tahu memang akan dimulai Januari. Utamanya untuk praktik," kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Bantul Temu Panggih Raharja di Bantul, Sabtu.

Meski demikian, kata dia, setiap siswa SMK yang masuk kelas untuk mengikuti kegiatan praktek harus menerapkan prinsip-prinsip protokol kesehatan pencegahan COVID-19, dan jumlah siswa yang ikut kegiatan praktik juga dibatasi maksimal 30 persen dari total siswa satu kelas.

"Katakanlah jumlah satu kelas itu 36 siswa belum diizinkan semua, hanya 30 persen atau hanya 12 anak dulu, jadi bertahap tidak langsung semua masuk, dan nanti maksimal dua jam. Dari pengelola sekolah, guru-guru harus ketat dalam hal penerapan protokol kesehatan," katanya.

Dia mengatakan, kebijakan pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19 juga disambut baik para guru SMK, asalkan dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.

"Kalau bagi guru itu bisa untuk obat kangen pada anak didik yang setiap saat bertemu di kelas saat KBM, tapi sejak COVID-19 belum bertemu. Tapi di Bantul sendiri saya belum tahu sikap dinas, tapi sekolah dari komentar Kepala Sekolah SMK minimal nanti prioritas untuk praktik, karena untuk skill-nya," katanya.

Dia mengatakan, apabila ada penolakan atau keberatan dari orang tua atau wali siswa untuk belajar secara tatap muka di sekolah, sekolah tetap akan memfasilitasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti yang dilakukan saat ini, karena dalam belajar tatap muka ini nanti atas seizin orang tua.

"Kalau ada penolakan dari orang tua sah sah saja, dan nanti akan dimintai persetujuan melalui surat pernyataan kalau ada orang tua yang masih khawatir. Dan nanti sekolah tetap akan memfasilitasi PJJ, dan kepala sekolah sudah menyusun strategi, tinggal nanti nunggu petunjuk teknis dari dinas seperti apa," katanya.

Sementara itu, Penjabat Sementara Bupati Bantul Budi Wibowo mengatakan, masih akan mempertimbangkan grafik perkembangan kasus COVID-19 harian di Bantul untuk memulai belajar tatap muka di sekolah, kalau kasus melandai hingga akhir Desember maka bisa dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.

"Kalau saya melihat perkembangan, saya sudah sampaikan ke Pak Sekda melihat perkembangan sampai dengan akhir Desember seperti apa, kalau ternyata grafiknya tetap naik kita tidak akan berani mengambil risiko," katanya.

Meski demikian, kata dia, jika memang harus dilaksanakan sistem pembelajaran tatap muka, harus ada pengawasan ketat oleh pihak sekolah terkait protokol kesehatan setiap saat, dan menghindari kerumunan baik pada saat di kelas maupun jam istirahat.

"Itu oke saja, tetapi sekali lagi ada pembatasan dan jaga jarak, pakai masker, cuci tangan tidak bisa tidak, sekolah juga harus ekstra keras mengawasi, tidak boleh nanti sudah jaga jarak di ruangan tapi ketika istirahat mereka bekerumun, apalagi lepas masker, kan bahaya. Ini yang harus dipantau sekolah," katanya.