Pemkab mengimbau petani rutin pantau saluran irigasi antisipasi meluap

id Saluran irigasi

Pemkab mengimbau petani rutin pantau saluran irigasi antisipasi meluap

Saluran irigasi pertanian di wilayah Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau petani di daerah ini rutin memantau saluran irigasi sekitar lahan pertanian untuk mengantisipasi kemungkinan airnya meluap dan menggenangi sawah selama musim hujan 2020/2021.

"Imbauannya petani agar kontrol saluran irigasi jangan sampai tersumbat sampah-sampah sehingga airnya meluap dan menggenangi sawah," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan DPPKP Bantul Imawan Ekohandrianto di Bantul, Selasa.

Dia mengatakan pemantauan saluran irigasi itu guna mencegah lahan pertanian sawah terendam banjir akibat hujan itu perlu dilakukan terutama petani di wilayah Bantul bagian selatan seperti daerah Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kecamatan Kretek.

"Ada kurang lebih 10 hektare lahan pertanian yang berpotensi terendam, ada tanaman padi dan palawija. Tapi yang sangat riskan itu palawija, kan tidak menyukai air, seperti jagung, kedelai termasuk sayur-sayuran, bawang merah sangat sensitif dengan air," katanya.

Selain kontrol saluran air, kata dia, kelompok tani juga selalu berkoordinasi dengan petugas pengamat pengairan Dinas Pekerjaan Umum terkait pintu air, agar kalau curah hujannya tinggi bisa lebih cepat membuka pintu agar aliran lancar tidak meluap ke lahan.

Dia mengatakan di areal persawahan, petani perlu tetap membuat saluran drainase atau got untuk menampung air berlebih, apalagi untuk tanaman kedelai itu wajib membuat saluran drainase di pinggir pematang dan juga di tengah.

"Ini banyak yang tidak membuat, padahal sudah berulang kali diberitahu, kalau itu tidak dibuat maka risiko tinggi, air itu tidak mengalir sehingga menggenang airnya, dan mengakibatkan tanaman layu terutama palawija," katanya.

Dia juga berharap petani menanam padi dengan sistem tanam jajar legowo (Tajarwo) pada musim hujan, agar memudahkan dalam perawatan dan juga mengoptimalkan produktivitas hasil panen.

"Kalau yang padi tetap dianjurkan tanam jajar legowo, itu pola tanam yang tengah diselani, direnggangkan sekitar 40 sentimeter, ini lebih mudah mengelola tanaman termasuk dari sisi pengairan, termasuk dalam pengendalian hama," katanya.