Satgas COVID-19 Yogyakarta ingatkan pengawasan protokol kesehatan di perkantoran

id protokol kesehatan, perkantoran, balai kota Yogyakarta

Satgas COVID-19 Yogyakarta ingatkan pengawasan protokol kesehatan di perkantoran

Kompleks Balai Kota Yogyakarta. (ANTARA/Eka A.R.)

Yogyakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta mengingatkan tentang pentingnya peningkatan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan di lingkungan perkantoran karena menjadi salah satu lokasi potensial paparan virus corona jenis baru itu, termasuk di kompleks balai kota setempat.

“Ada beberapa kasus penularan yang muncul di perkantoran di lingkungan Balai Kota Yogyakarta. Tentunya, hal ini harus menjadi perhatian agar penularan kasus tidak semakin meluas,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Kamis.

Oleh karena itu, lanjut Haryadi yang juga menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta tersebut, seluruh pegawai di lingkungan pemerintah daerah tidak boleh menganggap lingkungan kantor sebagai aman dari penularan COVID-19.

“Boleh dikatakan bahwa semua lingkungan di semua tempat memiliki potensi penularan. Tidak ada yang aman,” katanya.

Apalagi, katanya, tingkat penularan kasus COVID-19 di Yogyakarta saat ini mencapai 2,5 atau dari satu orang yang tertular memiliki potensi untuk menularkan kepada dua hingga tiga orang lainnya.

Dia menjelaskan satu-satunya cara untuk mencegah agar penularan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta tidak semakin meluas adalah dengan menerapkan protokol kesehatan.

Haryadi menegaskan kampanye protokol kesehatan di Kota Yogyakarta tidak hanya selesai pada gerakan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, tetapi ditambah dengan menjauhi kerumunan sebagai poin protokol kesehatan keempat.

“Kami akan pasang tanda di pintu masuk kompleks balai kota untuk mengingatkan semua pegawai dan masyarakat yang berkunjung bahwa mereka masuk ke wilayah dengan protokol kesehatan 4M,” katanya.

Hanya saja, katanya, penerapan protokol kesehatan 4M tersebut harus dibarengi dengan pengawasan secara ketat.

“Bukan untuk menyalahkan tetapi untuk mengingatkan jika ada masyarakat yang lalai menjalankannya. Misalnya pakai masker tidak benar, ya diingatkan untuk membetulkan cara pakainya,” katanya.

Haryadi menyebut kepedulian dan kewaspadaan menjadi kunci dalam upaya pencegahan penularan kasus COVID-19 yang semakin luas.

Ketua Harian Satgas COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poewadi mengatakan bahwa petugas masih melakukan penelusuran terhadap temuan kasus terkonfirmasi positif di lingkungan balai kota yang saat ini dialami dua kepala dinas dan sejumlah pegawai lain.

“'Tracing' (penelusuran) masih terus berproses. Kami menggunakan acuan dari Kementerian Kesehatan bahwa uji 'swab' (usap) dilakukan 14 hari setelah kontak erat supaya hasilnya lebih valid,” katanya.

Selama menunggu proses tes usap, maka seluruh pegawai yang menjadi kontak erat diminta melakukan isolasi mandiri dan bekerja dari rumah.

“Proses uji 'swab' pun membutuhkan waktu lama. Tidak bisa dua atau tiga hari diketahui hasilnya, tetapi sekarang rata-rata lima hari baru keluar karena banyaknya sampel yang masuk jadi harus antre,” katanya.

Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, hingga Kamis, di Kota Yogyakarta terdapat tambahan 25 kasus COVID-19, 20 pasien dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi, dan satu pasien meninggal dunia.

Selain itu, terdapat 248 kasus aktif, 793 pasien sembuh atau selesai menjalani isolasi, dan 46 pasien meninggal dunia.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024