Ikatan dokter Jepang nyatakan status darurat medis

id Status darurat medis,Jepang,pandemi virus corona

Ikatan dokter Jepang nyatakan status darurat medis

Peron Tokaido Shinkansen dipenuhi oleh wisatawan di Stasiun JR Tokyo, Kamis (1/10/2020). Banyak warga yang terlihat memakai masker. Tokyo berpartisipasi dalam kampanye "Go To Travel" pemerintah Jepang. Kampanye "Go To Travel" adalah sebuah sistem dimana pemerintah Jepang mensubsidi setengah dari harga perjalanan maksimal untuk meningkatkan penuruan industri travel yang disebabkan oleh penyakit virus corona (COVID-19). (REUTERS/Takehiko Suzuki/The Yomiuri Shimbun/nz/cfo)

Tokyo (ANTARA) - Ikatan dokter, perawat dan tujuh kelompok medis nasional lainnya di Jepang menyatakan status darurat medis pada Senin (21/12), mendesak pemerintah agar mendukung sistem medis negara yang merintih akibat pandemi virus corona.

"Penyebaran infeksi virus corona tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Apabila dibiarkan, maka orang-orang di Jepang tidak akan mendapatkan perawatan medis reguler, terlebih untuk perawatan COVID-19," bunyi pernyataan bersama.

Sembilan kelompok, yang juga mencakup ikatan dokter gigi dan apoteker, meminta pemerintah agar memberikan bantuan yang tepat bagi para pekerja medis lini terdepan.



Mereka juga meminta masyarakat agar menerapkan langkah pencegahan COVID-19 secara menyeluruh.

Meski tidak jauh dari tingkat keparahan yang terlihat di Amerika Serikat dan Eropa, infeksi COVID-19 di Jepang meningkat drastis ke rekor tertinggi pada Desember ini. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas medis mungkin kewalahan ketika mereka biasanya kekurangan staf di musim liburan.

Hingga kini Jepang mengonfirmasi lebih dari 201.000 infeksi COVID-19 dengan 2.965 kematian, menurut lembaga penyiar NHK.

Sumber: Reuters
 
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024