Garuda Indonesia memantau perkembangan negara tujuan penerbangan

id garuda indonesia, irfan setiaputra,Covid 19

Garuda Indonesia memantau perkembangan negara tujuan penerbangan

Ilustrasi - Pesawat jenis Boeing milik Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aa.)

Jakarta (ANTARA) - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyatakan akan terus memantau perkembangan negara-negara yang menjadi tujuan penerbangan maskapai nasional itu terkait eskalasi penyebaran kasus COVID-19.

"Untuk internasional, kita tentu harus selalu waspada mengamati perkembangan yang ada di masing-masing negara yang saat ini jadi tujuan penerbangan Garuda," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam jumpa pers virtual, Senin.

Kendati mengaku akan mengkaji frekuensi dan rute baru pada tahun depan, ia tidak menjelaskan rute mana yang kemungkinan akan dihapus atau diubah.

Ada pun untuk penerbangan domestik, Irfan mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian BUMN.

Ia juga memastikan maskapai atau penerbangan menggunakan Garuda Indonesia tidak memperbesar jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kita juga selalu ikut dan selalu akan patuh terhadap kesepakatan yang dibuat secara bersama-sama di dalam kaitan dengan penerbangan," katanya.

Irfan memastikan mendukung penuh upaya pemerintah untuk menegakkan protokol kesehatan dalam penerbangan. Oleh karena itu, Garuda Indonesia menyikapi positif soal perubahan dokumen perjalanan yang dibutuhkan untuk bisa melakukan perjalanan udara karena keselamatan dan kesehatan penumpang merupakan prioritas utama.

Ia mengatakan perubahan syarat dokumen perjalanan dilakukan pemerintah untuk menekan peningkatan kasus COVID-19 terutama di masa libur akhir tahun.

"Kami mendukung penuh, kami juga informasikan penumpang, kami beri pemahaman dan pengertian, kita minta penumpang sama-sama taat bukan hanya untuk mereka tapi juga buat kita semua. Mohon jangan lihat ini sebagai aturan (syarat dokumen perjalanan) yang hambat perjalanan tapi untuk memastikan semua dalam protokol kesehatan terbaik," katanya.