DPRD meminta Pemkab Kulon Propo susun DED Embung Tinalah

id embung tinalah,Kulon Progo,DPRD Kulon Progo

DPRD meminta Pemkab Kulon Propo susun DED Embung Tinalah

Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono saat melakukan rapat kerja dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ponimin Budi Hartono mendesak pemerintah setempat menyusun rencana induk dan rencana detail teknis pengangkatan air Sungai Tinalah dalam bentuk embung untuk mengatasi krisis pengairan persawahan di wilayah ini.

Ponimin Budi Hartono di Kulon Progo, Senin, mengatakan saat ini, wilayah Kulon Progo mengalami krisis air bersih dan krisis untuk pengairan sawah, karena Sungai Progo debit airnya untuk memenuhi kebutuhan Kulon Progo baik untuk air bersih dan pengairan persawahan.

"Solusi krisis air bersih di Kulon Progo solusinya adalah mengangkat air dari Sungai Tinalah. Saat ini, pengairan persawahan sangat kurang. Kami minta bagaimana caranya Pemkab Kulon Progo harus menyusun rencana induk (FS) dan rencana detail teknis (DED), nanti pembangunan dengan pendanaan dari pusat dan provinsi," katanya saat rapat kerja Komisi III DPRD Kulon Progo dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo.

Menurut dia, pengatakan air Sungai Tinalah sangat mendesak. Saat ini, banyak area persawahan yang kesulitan air untuk masa tanam. Selain itu, Dinas Pertanian dan Pangan mengintensifkan cetak sawah baru, sehingga perlu didukung pengairan dan infrastruktur irigasi. Sungai Tinalah dibendung menjadi embung untuk mensuplai kebutuhan air irigasi, menambah suplai air irigasi Kalibawang.

"Kalau cetak sawah tidak didukung pengairan dan infrastruktur irigasi akan menjadi bencana bagi petani, dan program ketahanan pangan juga terancam," katanya.

Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Nur Eny Rahayu menguatkan pernyataan wakil ketua I DPRD Kulon Progo, bahwa Kulon Progo mengalami krisis air. Perda Rencana Tata Ruang Wialayah (RTRW) yang terdulu, Kulon Progo menolak pembangunan Waduk Tinalah karena warga yang menolaknya. Setelah dilakukan analisa, solusi masalah krisis air adalah mengangkat air dari Sungai Tinalah di Samigaluh.

Krisis air di Kulon Progo ada dua, krisis air bersih dengan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dan krisis air untuk pengairan pendukung irigasi. Kebutuhan air bersih di Kulon Progo masih kurang. Kebutuhan air bersih 912 liter per detik, belum termasuk kebutuhan air bersih di Kawasan Aerotropolis dan Aerocity di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta.

PDAM Tirta Binangun baru mampu menyediakan 300 liter per detik, dengan tingkat kebocoran 23 persen. Sementara Bendung Kamijoro yang akan beroperasi pada 2022 hanya mampu menyuplai 300 liter per detik. Sedangkan di sektor pertanian supaya berjalan normal membutuhkan 12.000 liter per detik, sementara suplai sekarang baru 7.000 liter per detik.

"Di sisi air bersih dan irigasi, kita membutuhkan tambahan sumber air itu. Untuk itu, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang bisa memasukkan pengembangan Tinalah, tapi dalam bentuk bendungan, bukan waduk," katanya.