Kemenkeu mendorong percepatan penyerapan APBN 2021

id APBN, 2020, 2021

Kemenkeu mendorong percepatan penyerapan APBN 2021

Laporan realisasi APBN 2020 Jawa Tengah. (ANTARA/Aris Wasita)

Semarang (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mendorong percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 dengan melakukan berbagai langkah strategis.

"Tahun ini yang dialokasikan Rp113 triliun, salah satunya kami mendorong percepatan proses lelang," kata Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Tengah Sulaimansyah pada Laporan Tahunan APBN Jawa Tengah 2020 secara daring di Semarang, Rabu.

Selain itu, pihaknya juga akan mendorong penandatanganan pakta integritas, menyusun langkah strategis yang lebih kreatif, efisiensi belanja birokrasi, dan meningkatkan tata kelola.

Pihaknya mencatat untuk alokasi tahun ini didominasi oleh belanja infrastruktur. Bahkan, dikatakannya, hampir sekitar Rp29 triliun merupakan belanja infrastruktur yang mestinya dialokasikan tahun 2020.

"Karena pandemi (belanja infrastruktur) digeser tahun ini. APBN 2020 telah bekerja keras menangani dampak COVID-19 di masyarakat dan dalam rangka pemulihan ekonomi. Belanja dan insentif dirancang untuk responsif untuk membantu di bidang kesehatan, sosial, pemulihan ekonomi, UMKM yang menghadapi tantangan COVID-19," katanya.

Meski mengupayakan percepatan, dikatakannya, untuk akuntabilitas dan efisiensi tetap jadi prioritas.

"Sejauh ini APBN sudah mampu menjaga ekonomi dan diusahakan agar ekonomi akan terus mengalami pemulihan di 2021. Pada prinsipnya APBN akan terus memberikan dukungan terhadap penanganan COVID-19," katanya.

Salah satunya, menurut dia, APBN mendorong seluruh rumah di Indonesia untuk membuka kamar yang tadinya tidak untuk COVID-19 bisa digunakan untuk melayani COVID-19.

"Karena diprediksi terjadi over kapasitas dari rumah sakit, untuk ketersediaan tempat tidur harus menjadi perhatian," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, untuk realisasi penyerapan APBN di Jawa Tengah pada tahun 2020 mencapai 98 persen.

"Total 139,54 triliun atau 98 persen. Ini menunjukkan target kinerja kami yang rencananya 95 persen bisa mencapai 98 persen," katanya.