Kulon Progo (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo mencatat ada tambahan 48 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga total kasus di wilayah ini mencapai 1.482 kasus.
"Penambahan kasus positif COVID-19 di Kulon Progo, Jumat, 15 Januari sebanyak 48 kasus," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Jumat.
Ia mengatakan pasien terkonfirmasi COVID-19 baru dari Kecamatan Temon sebanyak dua kasus, Pengasih enam kasus, Wates dua kasus, Panjatan 10 kasus, Kalibawang empat kasus, Lendah dua kasus, Sentolo enam kasus, Nanggulan dua kasus, Galur dua kasus, Kokap tiga kasus, dan sisanya dari Samigaluh.
"Penyebab tingginya kasus hari ini disebabkan adanya kontak dengan pasien sebelumnya, hasil rapid test antigen, dan kontak dalam penelusuran," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kulon Progo total konfirmasi COVID-19 sebanyak 1.482 kasus dengan rincian 45 isolasi rumah sakit, 459 isolasi mandiri, 396 selesai isolasi, 520 sembuh, dan 23 meninggal dunia.
Adapun sebaran pasien terkonfirmasi COVID-19 setiap kecamatan, yakni Wates sebanyak 225 kasus, Sentolo 203 kasus, Pengasih 193 kasus, Temon 121 kasus, Nanggulan 116 kasus, Galur 113 kasus, Lendah 110 kasus, Kokap 104 kasus, Kalibawang 81 kasus, Samigaluh 63 kasus, dan Girimulyo 43 kasus.
"Kasus tertinggi ada di Wates, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan. Kemudian kasus terendah ada di Girimulyo. Kami mengimbau masyarakat menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," katanya.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan saat ini, di Kulon Progo menjadi wilayah transmisi lokal penyebaran COVID-19, bukan lagi disebabkan oleh tamu atau perjalanan dari luar daerah. Di Kulon Progo banyak muncul klaster keluarga, lingkungan dan lingkungan perkantoran.
"Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk lebih hati-hati, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan kantor. Kami minta tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," imbaunya.
Menurut dia, tingginya klaster keluarga, lingkungan dan perkantoran karena lambannya tracing oleh petugas Dinas Kesehatan terhadap kontak erat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19. Sehingga pasien yang terpapar COVID-19 menularkan ke yang lain, yang lainnya ini kembali menularkan ke orang lain lagi. Hal ini dikarenakan lambannya tracing terhadap kontak terkonfirmasi COVID-19.
"Kami minta Dinas Kesehatan Kulon Progo untuk membuat tim khusus yang bertugas melakukan tracing masyarakat yang memiliki kontak dengan terkonfirmasi COVID-19 sehingga dapat memutus mata rantai penularan lebih meluas," katanya.
Berita Lainnya
Polisi gulung lima penyelundup 19 kg sabu dari Malaysia
Rabu, 17 April 2024 5:55 Wib
19 ribu wisatawan banjiri Kebun Binatang Surabaya
Senin, 15 April 2024 0:21 Wib
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
19 anggota geng motor bikin resah dicokok polisi
Senin, 1 April 2024 6:58 Wib
MK: Bertambah jadi 19, jumlah saksi dan ahli di sidang PHPU
Rabu, 27 Maret 2024 4:06 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib