Kasus COVID-19 Kulon Progo bertambah 74 kasus jadi 1.702 kasus

id COVID-19,Kulon Progo

Kasus COVID-19 Kulon Progo bertambah 74 kasus jadi 1.702 kasus

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Kasus tambahan harian terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 74 kasus baru atau tertinggi kasus harian sepanjang adanya pandemi COVID-19, sehingga total kasus di wilayah itu menjadi 1.702 pasien.

"Perubahan situasi tambahan kasus COVID-19 di Kulon Progo, Kamis (21/1) sebanyak 74 orang, sembuh satu orang, selesai isolasi 13 orang, satu meninggal dalam kondisi konfirmasi positif dan satu lagi meninggal probable," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan pada Januari ini, total tambahan kasus pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 616 orang, sebanyak 74 persennya merupakan usia produktif, usia di bawah 18 tahun sebesar 12 persen, dan lansia 15 persen. Penyebaran karena kontak erat dengan konfirmasi dan klaster keluarga.

"Sampel di Januari ini kami sudah kirim 1.453 sampai kemarin. Hasilnya ada 597 positif atau 36,6 persen. Ini tinggi karena yang diswab itu kontak erat bergejala sesuai pedoman Kemenkes," katanya.

Menurut dia, kasus 2021 ini, 54 persennya memiliki kontak erat dengan konfirmasi, baik di kantor maupun keluarga, sedangkan yang diketahui positif dari ikut test mandiri ada 11 persen dan kurang lebih 25 persen masih dalam penelusuran atau belum diketahui penyebabnya.

Menurut Baning, lonjakan kasus bulan ini disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan. Banyak masyarakat yang hanya menjalankan protokol kesehatan saat di luar rumah, sementara di dalam rumah hal itu diabaikan.

"Protokol kesehatan harus tetap dijalankan tanpa melihat lokasi. Protokol kesehatan juga harus dilakukan di rumah," katanya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan lonjakan pasien terkonfirmasi adalah terjadinya transmisi lokal, yang berdampak pada tingginya klaster keluarga. Hal ini diperparah dengan rendahnya penerapan protokol kesehatan di lingkungan keluarga.

"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024