Pasien konfirmasi COVID-19 Bantul bertambah 70 menjadi 5.513 kasus

id Tes usap COVID-19

Pasien konfirmasi COVID-19 Bantul bertambah 70 menjadi 5.513 kasus

Petugas kesehatan Dinkes Bantul melakukan tes swab untuk penegakan diagnosa COVID-19 (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pasien konfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam 24 jam terakhir bertambah 70 orang, sehingga totalnya pada Senin ini menjadi 5.513 kasus.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul dalam keterangan resmi di Bantul, Senin malam, menyebut tambahan kasus baru tersebut sebagian besar berasal dari Kecamatan Sewon 24 orang, Banguntapan 14 orang, dan Pleret 10 orang.

Selain itu, Jetis empat orang, Kasihan empat orang, Pajangan tiga orang, Bantul tiga orang, Imogiri tiga orang, sisanya dari Kecamatan Srandakan, Kretek, Pandak, Piyungan, dan Sedayu masing-masing satu orang.

Kasus konfirmasi COVID-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 52 orang, berasal dari Kecamatan Pleret 15 orang, Pandak lima orang, Srandakan empat orang, Kretek empat orang, Banguntapan empat orang, Sedayu empat orang, Imogiri tiga orang, Sewon tiga orang.

Selain itu, Sanden dua orang, Pajangan dua orang, Bantul dua orang, Kasihan dua orang, sisanya dari Jetis dan Dlingo masing-masing satu orang, sehingga total angka kesembuhan berjumlah 4.249 orang.

Kasus positif COVID-19 yang meninggal dalam sehari terakhir berjumlah dua orang, berasal dari Kecamatan Pandak dan Kasihan, sehingga totalnya menjadi 151 orang.

Dengan demikian pasien positif COVID-19 domisili Bantul yang masih menjalani isolasi maupun perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan saat ini berjumlah 1.113 orang.

Bupati Bantul Suharsono lewat unggahan di media sosial mengatakan pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) masih berlangsung, bahkan akan diperpanjang sampai awal Februari mengingat masih tingginya angka terkonfirmasi positif COVID-19.

Dia mengatakan gejala yang ditimbulkan satu sama lain pada setiap kasus positif berbeda-beda, bahkan banyak yang tidak bergejala, sehingga terkadang membuat masyarakat lengah dan menyepelekan bahwa ternyata setelah terkonfirmasi gejalanya tidak membuat tubuh menjadi sakit yang berlebih.

"Untuk itu, mari kita laku prihatin yaitu ketika kita bergejala dan atau kontak erat segera isolasi, apalagi kalau bergejala segera hubungi fasyankes yang ada, jangan panik, tapi juga jangan meremehkan. Jaga imunitas tubuh, makan dan minum vitamin," katanya.