Pangeran Harry: Waktunya susun rencana untuk industri perjalanan

id pangeran harry,travel

Pangeran Harry: Waktunya susun rencana untuk industri perjalanan

Pangeran Harry saat menemui Jon Bon Jovi di luar Abbey Road Studios, London, Inggris, 28 Februari 2020. (REUTERS/HENRY NICHOLLS)

Jakarta (ANTARA) - Pangeran Harry dari Inggris mendesak industri perjalanan untuk "mengatur dan menata kembali" masa depannya setelah mengalami krisis akibat pandemi COVID-19, dengan fokus menciptakan model yang lebih berkelanjutan yang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. 

Perusahaan perjalanan dan maskapai penerbangan terhantam oleh pandemi, yang telah menghentikan sebagian besar bisnis pariwisata global, sementara mereka yang bergantung pada turis juga menderita.

Cucu dari Ratu Elizabeth itu mengatakan, kesulitan yang dialami masyarakat di tujuan wisata menunjukkan pentingnya pariwisata, tapi juga menyoroti pentingnya mengurangi dampak negatif.

"Kita tahu tidak bepergian lagi bukanlah pilihan," kata pangeran berusia 36 tahun dalam kata pengantar laporan tahunan Travalyst, sebuah inisiatif yang dia luncurkan pada 2019 dengan tujuan membuat industri perjalanan lebih berkelanjutan.

"Tepat di hadapan kita, ada peluang untuk melakukan sesuatu secara berbeda, melakukan sesuatu dengan lebih baik. Termasuk perjalanan dan pariwisata. Saat industri bangkit kembali dari krisis, ada kebutuhan mendesak untuk mengatur ulang dan menata ulang."

Sama seperti ayahnya, Pangeran Charles, Harry aktif menyuarakan masalah lingkungan. Dia mengatakan, jelas sudah industri perjalanan belum berbuat banyak untuk mengatasi masalah seperti polusi dan perubahan iklim sebelum pandemi terjadi.

Harry sebelumnya dikecam karena menganjurkan orang-orang untuk lebih peduli kepada lingkungan saat bepergian, padahal dia pergi menggunakan jet pribadi. Tapi Harry mengatakan, dia jarang tidak menaiki pesawat komersial, dan melakukan sesuatu untuk mengimbangi emisi karbon dioksida yang disebabkan perjalanannya.

Travalyst, sebuah badan nirlaba independen yang didukung oleh beberapa perusahaan industri pariwisata besar termasuk Booking.com, TripAdvisor, dan Visa, mengatakan bahwa industri tersebut membutuhkan transparansi universal dalam upaya keberlanjutan, serta untuk memperjuangkan keberhasilan komunitas, destinasi, dan operator lokal.