UGM meminta masyarakat tidak terjebak membeli "GeNose" di toko daring

id Ugm,Genose,Covid-19

UGM meminta masyarakat tidak terjebak membeli "GeNose" di toko daring

Petugas mengetes kantong nafas milik pegawai PT KAI dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (23/1/2021). ANTARA/M Risyal Hidayat/aww

Yogyakarta (ANTARA) - Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta masyarakat tidak terjebak membeli alat pendeteksi COVID-19 berbasis embusan napas "GeNose" buatan tim riset UGM yang ditawarkan sejumlah pihak melalui toko daring beberapa waktu terakhir.

Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa menyebutkan setelah GeNose memperoleh izin edar dan dipasarkan, beberapa pihak justru mengambil keuntungan dengan menjual di toko daring disertai harga jual yang beragam.

"Di sana terlihat GeNose dijual dengan harga beragam. Ada yang Rp75juta, Rp80juta bahkan Rp90 juta," kata Hargo.

Ia menegaskan distribusi GeNose sudah dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa. Saat ini telah ada tiga distributor resmi GeNose C19 dan menyusul tiga distributor lainnya.

Hargo juga menjelaskan harga eceran tertinggi (HET) GeNose sebesar Rp62 juta per unit sebelum dikenakan pajak.



"Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut," kata Hargo.

Karena itu, Hargo berharap masyarakat berhati-hati serta waspada dengan tawaran untuk membeli GeNose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk.

Apalagi, kata dia, saat ini GeNose memang belum ditawarkan melalui situs belanja online.

Hargo yang juga mewakili UGM Science Techno Park menambahkan pemasaran GeNose C19 saat ini diprioritaskan untuk penanggulangan COVID-19 pada layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus, dan perusahaan/industri.

"Dalam tahap ini belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan," kata dia.