Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan intensifikasi tanaman kakao dalam rangka mendukung agribisnis kakao di wilayah Perbukitan Menoreh, seperti Kecamatan Kalibawang, Girimulyo dan Samigaluh untuk meningkatkan nilai tambah petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Jumat, mengatakan tanaman kakao merupakan tanaman unggulan bidang perkebunan dengan luas lahan mencapai 3.400 hektare.
"Pola pengembangan agribisnis dipolakan menjadi kawasan Agroeduwisata sehingga kawasan akan berfungsi sebagai kawasan pertanian yang dikelola dengan baik dari budi daya sampai pengolahan hasil dan pemasaran, sekaligus menjadi kawasan edukasi dan kawasan wisata. Sehingga akan memberikan nilai tambah yang besar bagi petani dan masyarakat sekitarnya," kata Aris Nugraha.
Ia mengatakan kelompok wanita tani (KWT) yang berhasil mengembangkan Agroeduwisata, yakni KWT Pawon Gendis di Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang. KWT tersebut mampu membudidayakan kakao dari tanam sampai menjual produk jadi.
"KWT Panon Gendis, selain menjadi petani kakao, juga mampu mengolah kakao menjadi coklat yang sudah siap dipasarkan," katanya.
Ketua KWT Pawon Gendis Dwi Martuti mengatakan kelompoknya mendirikan kedai coklat. Tujuan kedai coklat adalah dalam rangka pemanfaatan salah satu produk unggulan Kulon Progo, yaitu kakao sehingga dapat meningkatkan nilai tambah bagi petani, sekaligus meningkatkan konsumsi coklat di masyarakat yang masih rendah.
"Kami memberdayakan perempuan di sekitar kedai coklat, sehingga kesejahteraan anggota KWT Pawon Gendis meningkat," katanya.
Bupati Kulon Progo Sutedjo memberikan apresiasi atas pendirian kedai coklat, dimana pengelola berani membuka usaha yang berbeda dengan yang lain yaitu menjamur usaha kedai kopi, sehingga mempunyai daya tarik dan kekhasan tersendiri. Bupati juga memberikan apreasiasi bahwa olahan coklat sudah dibuat dengan berbagai macam rasa salah satu unggulannya adalah coklat pegagan, dimana dulu pegagan merupakan tanaman yg tidak bermanfaat dan menjadi gulam sekarang sudah bisa diolah menjadi produk olahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
"Berbagai upaya sudah dilaksanakan oleh pemkab dalam rangka pemberdayaan dan mengoptimalkan lahan salah satunya adalah pencanangan GEMPAR (Gerakan Menanam Pangan di Pekarangan), sehingga diharpkan lahan pekarangan menjadi produktif dan bisa meningkatkan pendapatan petani," katanya.
Berita Lainnya
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
BRIN sebut patogen tular tanah masalah serius tanaman jagung di Indonesia
Rabu, 17 April 2024 15:21 Wib
DLH memasang perangkap monyet ekor panjang tidak serang tanaman petani
Senin, 18 Maret 2024 21:15 Wib
Dapat ganti rugi, tanaman padi petani Jepara, Jateng, akibat banjir
Senin, 18 Maret 2024 18:00 Wib
Petani Demak, Jateng, korban banjir peroleh asuransi
Kamis, 14 Maret 2024 10:04 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul sebut tanaman padi 47.509 hektare mulai panen
Rabu, 6 Maret 2024 11:43 Wib
Elektrifikasi pertanian di Bantul fokus pada budidaya tanaman hortikultura
Senin, 26 Februari 2024 10:43 Wib
Kementan bantu benih-pupuk untuk tanaman padi di Kudus, Jateng, terdampak banjir
Kamis, 22 Februari 2024 21:16 Wib