Kasus COVID-19 di Banguntapan Bantul meningkat jelang akhir PPKM mikro

id Posko COVID-19 Bantul

Kasus COVID-19 di Banguntapan Bantul meningkat jelang akhir PPKM mikro

Posko COVID-19 Bantul Terpadu (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Kecenderungan kasus konfirmasi positif COVID-19 mingguan di Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, per 20 Februari mengalami kenaikan menjelang berakhirnya masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro pertama pada 22 Februari 2021.

"Menjelang berakhirnya masa PPKM mikro, penambahan angka positif COVID-19 di Banguntapan mengalami kenaikan, setelah tren mingguan sebelumnya mengalami penurunan," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Banguntapan Fauzan Muarifin dalam siaran pers di Bantul, Minggu.

Dia mengatakan begitu juga dengan jumlah pasien yang sakit, mengalami kenaikan setelah tren mingguan sebelumnya mengalami penurunan.

"Dampak PPKM berbasis mikro belum signifikan dapat menekan laju penambahan positif COVID-19," kata Fauzan yang juga Camat Banguntapan Bantul itu.

Dia menyebutkan data kasus COVID-19 aktif di Banguntapan pada 13 Februari berjumlah 97 orang setelah ada kasus baru delapan orang, dan pasien sembuh 20 orang, sementara pada 20 Februari sebanyak 132 orang setelah ada kasus baru bertambah 32 orang, dan sembuh 14 orang.

"Penyebaran yang terjadi akhir-akhir ini adalah adanya klaster keluarga, tempat kerja serta pelaku perjalanan. Ada fenomena pasien positif COVID-19 tidak terus terang dan tidak segera lapor ke Satgas RT setempat ketika terkonfirmasi positif," katanya.

Bahkan, kata dia, yang sudah mengetahui adanya gejalapun kurang disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan, gejala yang umum adalah hilang indera penciuman dan perasa, pusing, batuk dan pilek, diare, muntah-muntah dan sebagainya.

"Masih banyak masyarakat yang kendor dalam melaksanakan protokol kesehatan, terutama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan maupun keagaamaan. Di samping itu makin intensnya interaksi dengan pelaku perjalanan menyebabkan angka positif cenderung naik," katanya.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta warga untuk secara disiplin dan penuh kesadaran bersama sama memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan cara mengikuti anjuran pemerintah.

"Dengan selalu pakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) atau cuci tangan pakai sabun, meningkat stamina tubuh, isolasi mandiri 14 hari secara disiplin bagi pemudik atau yang mendapat rekomendasi," katanya.