IDI sebut angka kematian nakes pada Februari 2021 turun 63 persen

id angka kematian nakes,ketua idi, rakornas bnpb

IDI sebut angka kematian nakes pada Februari 2021 turun 63 persen

Ilustrasi - Seorang tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (13/7/2020). Dok ANTARA

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan bahwa angka kematian tenaga kesehatan (nakes) pada Februari 2021 menurun 63 persen.

"Memang di bulan Desember 2020 hingga Januari 2021 cukup tinggi, tetapi di bulan Februari sudah kelihatan menurun sebesar 63 persen," ujar Ketua IDI Daeng Faqih di Jakarta, Selasa.

Ia membandingkan data tersebut pada Januari 2021, dimana angka kematian nakes mencapai 167 orang. Sementara pada Februari angka kematian nakes menurun menjadi sebanyak 61 orang.

Daeng menyebut pihaknya tengah menggencarkan kampanye penanganan tenaga kesehatan dalam rangka perlindungan dengan metode one step ahead early invention, dan melalui layanan panggilan darurat melalui nomor 117 ekstension 3.



Dia memaparkan data, dari 105 tenaga medis yang terbantu, sembilan diantaranya tidak tertolong. Dengan layanan bantuan tersebut, angka keselamatan nakes dipresentasikan 91,4 persen.

Dalam metode itu disebutkan, tenaga kesehatan yang diduga terpapar COVID-19 yang positif rapid antigen, akan segera menjalani tes usap PCR (polymerase chain-reaction).

Setelah dinyatakan positif, harus menjalani rontgen untuk mengetahui pneumonia dan gejala happy hipoia atau penurunan saturasi oksigen yang tidak bergejala.

Namun, bila nakes dinyatakan kasus asimtomatik atau tanpa gejala, namun hasil rontgen menunjukkan pneumonia, mereka akan diarahkan untuk rawat inap.

Selanjutnya, nakes tersebut diberikan antivirus berupa Avigan atau remdesivir lebih awal, dan diberikan obat-obatan khusus seerti IVIG, atau plasma konvalesen.

Terakhir, nakes diberikan anti-coagulantia baik profilakses atau terapi.

Distribusi paling banyak pada bantuan tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.*
 
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024